CHICAGO - Harga emas melonjak ke level tertinggi dalam lima bulan terakhir di akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Harga logam mulia naik setelah data harga-harga konsumen AS melonjak sehingga meningkatkan daya tarik emas sebagai tempat lindung nilai dari inflasi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, bertambah USD17,5 atau 0,96% menjadi USD1.848,30 per ounce. Harga ini berada di level tertinggi sejak 16 Juni dan memperpanjang kenaikan untuk sesi kelima berturut-turut.
Baca Juga:Â Harga Emas Antam Stagnan di Rp943.000/Gram
"Sekali lagi kami memiliki data inflasi yang panas. Emas menjadi lindung nilai klasik terhadap inflasi, kami percaya inflasi adalah lingkungan positif yang mendasari yang akan mendorong reli pasar emas di minggu-minggu dan bulan-bulan mendatang," ujar Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger, dikutip dari Antara, Kamis (11/11/2021).
Departemen Tenaga Kerja AS mencatat bahwa indeks harga konsumen AS naik 0,9% pada Oktober. Ini menjadi kenaikan terbesar dalam empat bulan.
Inflasi AS mencapai level tertinggi 30 tahun pada Oktober dengan pada tingkat tahunan naik 6,2% tingkat tertinggi sejak November 1990.
Baca Juga:Â Harga Emas Kian Berkilau pada Level USD1.830/Ounce
Harga-harga konsumen AS meningkat pada Oktober karena orang Amerika membayar lebih banyak untuk bensin dan makanan, yang mengarah ke kenaikan tahunan terbesar dalam 31 tahun.
"Lingkungan ini adalah pedang bermata dua karena data inflasi terus keluar lebih panas dari yang diperkirakan, kekhawatirannya adalah apakah Federal Reserve mengurangi likuiditas lebih cepat dari yang diperkirakan," kata Meger.
Rally emas tampak melewati penguatan dolar AS, yang biasanya menumpulkan permintaan emas dari pemegang mata uang lainnya, untuk sebagian besar sesi, tetapi akhirnya menyerah untuk melepaskan sebagian dari kenaikan saat greenback mencapai level tertinggi dalam lebih dari setahun.