Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Nauru, Negara Kaya Raya yang Kini Paling Miskin di Dunia

Sevilla Nouval Evanda , Jurnalis-Senin, 15 November 2021 |12:35 WIB
Kisah Nauru, Negara Kaya Raya yang Kini Paling Miskin di Dunia
Nauru, Negara Kaya Raya Kini Jatuh Miskin (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Negara kepulauan berpenduduk 10 ribu orang di ladang bebatuan cokelat halus kaya mineral, itulah Nauru dengan ekonominya yang rapuh. Negara kaya raya kini jatuh miskin.

Perekonomian Nauru diselamatkan oleh tambang bawah laut yang kaya akan logam penting untuk industri energi bersih, seperti nikel, kobalt, dan mangan.

Pertambangan laut itu diusung DeepGreen, perusahaan asal Kanada yang dijalankan oleh pengusaha Australia, Gerard Barron. Perusahaan ini juga didukung oleh raksasa pertambangan Glencore dan perusahaan pelayaran Maersck.

Baca Juga: Daftar 10 Negara Termiskin di Dunia 2021

Eksplorasi tambang mereka dijanjikan memiliki hasil pada tahun 2025. Sementara itu, industri utama di Nauru digambarkan sebagai kesengsaraan dan penderitaan. Meski dulu terkenal sebagai negara terkaya dunia, The Guardian melaporkan kisah Nauru terjun bebas dan menyisakan cerita kolonialisme yang rakus, salah urus, dan ketamakan pemerintah.

Eksploitasi Fosfat Besar-Besaran

Pada 1968, Australia, Selandia Baru, dan Inggris hampir kehabisan cadangan fosfat yang layak. Dengan permintaan dunia yang tinggi, negara-negara itu menjadikan Nauru sebagai pusat pasokan fosfat. Pasalnya, Nauru memang menyimpan kekayaan fosfat yang sangat bermutu.

Hasilnya, salah satu bencana lingkungan terburuk di dunia terjadi di sana. Berkat penambangan yang super masif, tanah Nauru penuh dengan batu kapur bergerigi yang tak cocok untuk pertanian, bahkan bangunan.

Bahkan, 10 ribu penduduknya diminta pindah ke sebuah pulau di lepas pantai Queensland. Meski begitu, permintaan ini ditolak orang Nauru. Alhasil, hanya sebagian besar yang akhirnya dipaksa pindah karena meningkatnya pembukaan tambang fosfat.

Nauru, kemudian menjadi salah satu negara terkecil dan paling terisolasi secara geografis. Tambang fosfat itu, menghasilkan keuntungan yang sangat besar hanya untuk satu tahun saja. Pada 1980, negara itu mendapatkan pemasukan paling sedikit USD123 juta (Rp1,7 triliun/kurs Rp14.200 per dolar).

Pendapatan itu mengangkat Nauru sebagai negara terkaya dengan pendapatan per kapita tertinggi di dunia, mencapai USD27 ribu per tahun, jauh di atas pendapatan per kapita AS pada saat itu yang hanya sebesar USD12,5 ribu.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement