Ekonomi Nauru Pulih Lagi
Berkat penahanan dan pemrosesan pengungsi untuk Australia, ekonomi Nauru berangsur meningkat sejak 2013. Eksperimen itu pertama kali dimulai pada 2001, saat Australia mendirikan kamp di Nauru dan Papua Nugini.
Sampai 2007, eksperimen itu berlangsung hingga kamp-kamp mengalami masalah seperti tenda yang penuh sesak dan kekurangan air yang mendesak. Sementara itu, para pengungsi diakui sebagai pengungsi yang melarikan diri dari penganiayaan dan harus dilindungi. Akhirnya, sebagian besar dimukimkan kembali di Australia.
Sebagian besar pelayanan yang diberikan Nauru atas para pengungsi itu, menghasilkan penggantian biaya dan peningkatan kegiatan ekonomi Nauru. Australia bertanggung jawab untuk secara langsung menyediakan setidaknya dua pertiga dari pendapatan Nauru sebesar USD167 juta atau setara Rp2,3 triliun. Ini dilaporkan dalam anggaran berimbang pada 2017 hingga 2018, menghabiskan semua kecuali sepotong kecil.
Pemerintahan Nauru, Wartawan Asing Tak Boleh Masuk
Rezim penahanan Nauru kedua, yang sekarang secara resmi diganti dengan program pemukiman kembali di pulau itu, telah disembunyikan dengan hati-hati. Wartawan asing, kecuali segelintir wartawan terpilih dilarang masuk ke pulau itu.
Ketergantungan Nauru pada Australia dan kebijakan penahanan lepas pantainya terungkap dalam dokumen anggaran Nauru sendiri pada 2018 hingga 2019.
Kembali Pada Pertambangan Fosfat dan Rehabilitasinya
Penambangan sisa deposit fosfat telah melambat menjadi penggiring bola. Nauru Rehabilitation Corporation (NRC) yang mengambil alih operasi penambangan dalam beberapa tahun terakhir, akan mengembalikannya ke Ronphos, perusahaan fosfat milik pemerintah.
Pada 2018 hingga 2019, NRC menganggarkan untuk menghasilkan hanya USD22 juta (Rp312,4 miliar) dari fosfat, tetapi akan menghabiskan USD27,5 juta atau Rp390,5 miliar untuk menambangnya, menurut dokumen anggaran. Defisit tersebut didanai oleh pinjaman dari pemerintah Taiwan dan hanya seperempat dari peralatan baru yang dibutuhkan telah dibeli.
Sebelumnya, NRC didirikan setelah penyelesaian keuangan pada tahun 1993 oleh Australia sebesar USD135 juta (Rp1,9 triliun) sebagai pengakuan yang terlambat atas bencana lingkungan yang ditimbulkannya di pulau itu.
Kemudian, NRC menargetkan merehabilitasi 400 hektar dengan laju 20 ha setahun, tetapi sejauh ini hanya merehabilitasi area kecil yang dikenal sebagai pit 6, yang digunakan sebagai lokasi penjara. Sementara itu, Nauru kehabisan tanah.