Dalam prospektus ringkasnya, jumlah saham yang akan ditawarkan perseroan sebanyak-banyaknya sebesar 705.882.300 lembar saham baru yang merupakan saham biasa atas nama, atau sebanyak-banyaknya sebesar 15,00% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum perdana saham dengan nilai nominal Rp100 setiap saham.
Irianto Santoso menambahkan, keputusan perseroan untuk melakukan go public antara lain untuk melakukan ekspansi bisnis yang mana harus membangun pabrik dan banyak investasi di lini produksi dan operasi. Melalui tambahan modal tersebut, perseroan akan lebih leluasa mencoba melakukan penetrasi pada pasar-pasar baru yang prospektif seperti pengembangan produk komponen otomotif berbasis Electric Vehicle (EV). Hal ini merupakan bukti perseroan dalam memperluas lini bisnisnya di masa depan.
Hingga bulan Juni 2021, Dharma berhasil meraih penjualan sebesar Rp 1,3 Triliun dan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 100 miliar. “Kami optimis dalam beberapa tahun ke depan, sejalan dengan upaya peningkatan produksi, maka pendapatan usaha dan laba bersih akan kami bisa pertahankan positif di tahun-tahun mendatang,”ungkapnya.
(Dani Jumadil Akhir)