Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sri Mulyani Waspadai Inflasi Tinggi di AS

Michelle Natalia , Jurnalis-Kamis, 25 November 2021 |15:00 WIB
Sri Mulyani Waspadai Inflasi Tinggi di AS
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati terus mewaspadai dan memperhatikan inflasi Amerika Serikat (AS) yang sedang tinggi.

Situasi ini dinilainya bisa mempengaruhi arah kebijakan moneter dari Bank Sentral Federal Reserve (The Fed) ke depan, juga komplikasi terhadap negara-negara berkembang seperti Indonesia.

"Jadi kenaikan suku bunga di AS menimbulkan komplikasi di negara berkembang, outflow yang menimbulkan pelemahan nilai tukar rupiah dan menimbulkan dampak ekonomi domestik," ujar Sri dalam acara Squawk Box CNBC secara virtual, Kamis (25/11/2021).

Baca Juga: Sri Mulyani ke Obligor BLBI: Kezaliman Tak Membayar Utang

Dia menjelaskan, baru semalam Departemen Perdagangan AS melaporkan inflasi yang dilihat dari personal consumption expenditure (PCE) melesat 5% year-on-year (yoy) di bulan Oktober. Angka ini merupakan angka tertinggi sejak November 1990.

Sesuai prediksi Reuters, sementara inflasi inti PCE yang tidak memasukkan item energi dan makanan dalam perhitungan tumbuh 4,1% yoy, lebih tinggi dari bulan September 3,6% yoy. Inflasi yang menjadi acuan bank sentral AS (The Fed) dalam menetapkan kebijakan moneter ini berada di level tertinggi sejak Januari 1991.

Baca Juga: Tak Beritikad Baik, Sri Mulyani Kesal Obligor BLBI yang Mangkir dari Panggilan

Dia menuturkan bahwa kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga lebih cepat juga terlihat dari rilis notula rapat kebijakan moneter bulan ini. Dari rilis tersebut, terlihat bahwa para anggota dewan siap menaikkan suku bunga lebih awal jika inflasi terus meningkat.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement