Dirinya menyebut kenaikan minyak goreng ini karena ketersediaan yang sulit dikarenakan banyak yang dijual ke luar negeri untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Sebab harga minyak goreng di pasaran internasional dianggap lebih tinggi, sehingga para pelaku penjual minyak goreng memilih menjual ke luar negeri, dengan keuntungan besar dibandingkan memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Kita sudah protes dari daerah untuk ke pusat, coba ditekan untuk ekspornya, karena kalau minyak kelangkaan barangnya, (harganya) lebih mahal di pasar internasional ketimbang di lokal. Sehingga banyak yang dikeluarkan (ke luar negeri), sehingga ketersediaan di daerah ini gimana (langka)," jelasnya.
Sedangkan untuk stok cabai memang mengalami kesulitan lantaran cuacanya yang tak bersahabat. Cuaca buruk menjadikan stok cabai dari petani menjadi berkurang karena banyaknya petani yang gagal panen imbas cuaca buruk. "Kalau cabai ini memang karena alamnya, stok dari petani berkurang," kata dia.
Selain kebutuhan pangan tersebut, beberapa harga kebutuhan pangan seperti daging ayam, daging sapi tidak terlalu mengalami kenaikan signifikan. Pada daging sapi yang berkualitas bagus di angka Rp120 ribu per kilogramnya.
"Daging masih di angka Rp120 ribu, dan itu memang banyak daging yang paling baik. Kalau daging rawon masih biasa Rp110 ribu. (Untuk harga) Telur masih stabil, termasuk telur kampung juga stabil," tukasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)