JAKARTA - Surplus neraca perdagangan Indonesia diprediksi turun menjadi USD4,77 miliar, dari sebelumnya USD5,73 miliar.
Menurut Ekonom Bank Permata Josua Pardede, penurunan surplus neraca dagang, utamanya disebabkan oleh perbaikan nilai impor Indonesia.
"Pertumbuhan impor Indonesia diperkirakan mencapai 34,8% (year on year/ yoy) atau meningkat 4,74% (month on month/mom) secara bulanan," kata Josua di Jakarta, Rabu (15/12/2021).
Baca Juga:Â Neraca Dagang RI Surplus Lawan Malaysia, Meroket Hampir 200%
Peningkatan impor Indonesia didorong oleh masih soildnya aktivitas manufaktur, terlihat dari PMI manufacturing Indonesia yang masih tercatat sebesar 53,9.
Baca Juga:Â 6 Fakta Neraca Dagang Indonesia Surplus, Tertinggi Sepanjang Sejarah
Dari sisi ekspor, diperkirakan nilai ekspor akan tercatat bertumbuh 43,1%yoy, meskipun secara bulanan terkontraksi 0,86% mom. Penurunan ekspor secara bulanan didorong oleh kontraksi harga batu bara sebesar 29,86% mom.