JAKARTA - PT Bio Farma (Persero) akan memproduksi vaksin BUMN secara mandiri pada 2022. Jika data hasil uji klinik mendukung, perseroan menargetkan vaksin Covid-19 itu mendapat Izin penggunaan darurat (EUA) pada Juli 2022.
Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan, vaksin BUMN akan menjadi vaksin dengan adjuvan alum untuk indikasi booster (dosis ketiga) atau sebagai vaksin primer untuk pemberian dosis pertama dan kedua pada formula dengan novel adjuvan (alum + CpG).
Baca Juga: Harga PCR Sempat Tembus Rp3,5 Juta, Ini Penjelasan Bio Farma
"Baik vaksin BUMN untuk primer maupun untuk dosis booster, apabila data hasil uji klinik mendukung diharapkan akan mendapatkan Izin penggunaan darurat (EUA) pada bulan Juli 2022," Honesti dalam keterangan pers, Selasa (28/12/2021).
Sebelum diberikan kepada masyarakat, kata Honesti, keduanya harus menjalankan serangkaian uji praklinik dan uji klinis fase 1, 2 dan 3 sebagai vaksin primer.
Baca Juga: Bio Farma Ajukan Harga Baru Tes PCR Rp89.100
Untuk tujuan indikasi vaksin booster pada vaksin dengan adjuvant alum, akan dilakukan uji klinik sebagai vaksin booster paralel pada saat sudah diperoleh hasil interim uji klinik fase 3 sebagai vaksin primer. Sementara, vaksin BUMN dengan adjuvan alum sudah mendapatkan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) untuk Uji Klinik Fase 1 dari Badan POM yang sudah ditandatangani pada 6 Desember 2021 oleh Kepala Badan POM, Penny K Lukito.
Untuk vaksin berbasis alum, lanjut dia, sudah memasuki uji klinis tahap pertama, suntikan pertama sudah dilakukan pada 13 Desember 2021. Total subjek yang akan terlibat dalam uji klinis fase 1 ini terdiri dari 60 subjek, yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu 30 subjek kelompok vaksin uji (calon vaksin BUMN) dan 30 subjek sebagai kelompok vaksin kontrol (vaksin yang sudah mendapat EUA).