NEW YORK - Harga minyak terus menguat hingga akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Harga minyak naik mendapat dukungan setelah data persediaan minyak mentah dan bahan bakar AS turun. Hal tersebut pun mengimbangi kekhawatiran bahwa meningkatnya kasus virus corona dapat mengurangi permintaan.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari terkerek 29 sen atau 0,4% menjadi USD79,23 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Februari bertambah 58 sen atau 0,8% menjadi USD76,56 per barel.
Kedua kontrak berjangka minyak sebelumnya diperdagangkan pada level tertinggi dalam sebulan, setelah data pemerintah AS menunjukkan persediaan minyak yang lebih rendah.
Baca Juga:Â Harga Minyak Naik, Brent Dekati Level USD80/Barel
Badan Informasi Energi AS (EIA) mencatat, persediaan minyak mentah turun 3,6 juta barel pekan lalu menjadi 420 juta barel jika dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk penurunan 3,1 juta barel.
Stok bensin AS turun 1,5 juta barel selama periode yang sama menjadi 222,66 juta barel jika dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk kenaikan 0,5 juta barel.
Baca Juga:Â Harga Minyak Brent Meningkat Abaikan Kasus Omicron
Persediaan sulingan turun 1,7 juta barel menjadi 122,43 juta barel jika dibandingkan ekspektasi untuk kenaikan 0,2 juta barel, data
"Ini menarik di seluruh papan yang mendukung. Kami terus meningkatkan produksi dalam negeri, yang positif," ujar Mitra Again Capital LLC, John Kilduff, dikutip dari Antara, Kamis (30/12/2021).
Harga minyak telah didukung Ekuador, Libya, dan Nigeria yang menyatakan force majeure bulan ini sebagian dari produksi minyak mereka karena masalah pemeliharaan dan penutupan ladang minyak.