JAKARTA - National Sugar Summit (NSS) merumuskan keputusan nyata perihal kebijakan industri gula nasional ke depannya. Upaya itu dinilai sebagai langkah transformasi ekosistem pangan.
Menteri BUMN Erick Thohir menekan, BUMN di sektor pergulaan harus menjadi motor penggerak bagi industri gula nasional dengan berkolaborasi dengan pihak terkait.
“Saya berharap BUMN yang bergerak di industri gula harus terus di-upgrade dan mengedepankan kolaborasi dan menjadi motor penggerak di industri gula nasional," ujar Erick, Minggu (16/1/2022).
Baca Juga:Â Stok Gula Pasir Menipis, Kemendag: Jangan Khawatir
Pemerintah mencatat kesenjangan antara kebutuhan dan produksi gula masih cukup lebar, walaupun pemerintah telah berupaya mendorong pelaku usaha gula untuk meningkatkan produksi.
Upaya untuk meningkatkan produksi gula terus dilakukan melalui berbagai pendekatan, baik sisi teknis melalui peningkatan produktivitas, ekstensifikasi lahan, perubahan pola kemitraan antara industri dengan petani tebu, restrukturisasi bisnis korporasi maupun penguatan riset dan inovasi.
Dalam merespon situasi pergulaan nasional tersebut PT RNI (Persero) atau ID Food bersama Asosiasi Gula Indonesia (AGI) dan Ikatan Ahli Gula Indonesia (IKAGI) merespon melalui hasil rumusan National Sugar Summit yang terselenggara beberapa waktu lalu.
Baca Juga:Â Impor Gula Rafinasi 2022 Sebesar 3,4 Juta Ton, DPR: Sangat Membebani Petani
Direktur Utama ID Foof sekaligus Ketua Dewan Pengarah AGI, Arief Prasetyo Adi mengatakan terdapat beberapa poin dalam rumusan itu diantaranya, resiliensi sektor pangan di era pandemi mampu memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian nasional, dengan pertumbuhan sebesar 14%, dimana, subsektor perkebunan menyumbang 26,5% terhadap PDB Pertanian secara keseluruhan
“Di bidang pergulaan, upaya peningkatan perlu terus ditingkatkan melalui perluasan lahan, revitalisasi sarana produksi, kemitraan dan sinergi BUMN. Selain itu, pembentukan Holding Pangan diharapkan dapat terus bersinergi dengan pemangku kepentingan dalam menciptakan ekosistem pangan nasional, termasuk memberdayakan BUMDES untuk meningkatkan nilai tukar petani Tebu,” jelas Arief.
Rumusan lainnya sebagai upaya transformasi industri gula nasional adalah melalui penyediaan lahan tebu untuk pengembangan areal, disamping melalui kemitraan dengan petani tebu, juga dimungkinkan untuk memanfaatkan lahan Area Penggunaan Lain (APL), lahan HGU, lahan hutan Produksi/Perhutani/Inhutani dan lahan adat/ulayat.
Baca Juga: 50 Tahun Berkarya, Indomie Konsisten Hidupkan Inspirasi Indomie untuk Negeri
Follow Berita Okezone di Google News