Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Stimulus Bikin Industri Properti Bangkit, Kelas Menengah Cari Rumah di Atas Rp1 Miliar

Feby Novalius , Jurnalis-Sabtu, 26 Februari 2022 |07:01 WIB
Stimulus Bikin Industri Properti Bangkit, Kelas Menengah Cari Rumah di Atas Rp1 Miliar
Stimulus Industri Properti. (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Industri properti di tahun ini diprediksi lebih baik dibanding 2021. Hal ini tak lepas dari langkah-langkah tepat yang diambil oleh Pemerintah.

"Berbagai stimulus Pemerintah untuk industri properti mampu membuat konsumen lebih percaya diri mengambil keputusan untuk membeli properti," kata Country Manager Rumah.com Marine Novita dalam risetnya, Jakarta, Sabtu (26/2/2022).

Data Rumah.com Indonesia Property Market Index Kuartal I-2022 menunjukkan adanya kenaikan baik secara kuartalan maupun tahunan dari sisi harga di sepanjang 2021, meski tren itu menunjukkan perlambatan pada kuartal keempat 2021.

Baca Juga:Diskon Pajak Rumah Diperpanjang, Industri Properti Diprediksi Tumbuh 10%

"Sesuai siklus tahunan pula, diperkirakan bahwa tren harga, suplai, maupun permintaan akan kembali meningkat memasuki 2022. Namun semuanya bergantung pada kesigapan Pemerintah mengantisipasi munculnya varian Omicron," jelas Marine.

Menurut data, indeks harga properti di Indonesia stabil setelah tumbuh signifikan pada kuartal II- 2021 sebesar 2,29 persen (quarter-to-quarter) dan kuartal III 2021 sebesar 1,79 persen (quarter-to-quarter).

Situasi ini disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan harga rumah tapak dan apartemen pada kuartal IV 2021. Sementara itu, indeks suplai properti turun sebesar 2,15 persen secara kuartalan.

Baca Juga: Diskon Pajak Rumah Baru Diperpanjang, Bisnis Properti Tahun Ini Semakin Cuan

Pertumbuhan ekonomi secara tahunan (year-on-year) pada kuartal IV 2021 mencapai 5 persen, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya.

Seiring kenaikan tersebut, data permintaan properti pada kuartal yang sama juga menunjukkan kenaikan sebesar 4,7 persen (quarter-to-quarter) dan 5,5 persen (year-on-year).

"Pasar properti biasanya mengalami penurunan permintaan pada kuartal genap karena pengeluaran masyarakat cenderung membengkak untuk belanja dan liburan. Permintaan yang justru meningkat pada kuartal keempat ini menjadi indikasi yang baik bagi pasar properti nasional," katanya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement