NEW YORK - Bursa saham AS, Wall Street melemah tajam pada akhir perdagangan Selasa. Adapun saham-saham keuangan menanggung banyak kerugian berturut-turut karena krisis Rusia-Ukraina semakin dalam. Hal ini menimbulkan kecemasan bagi para investor.
Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 1,76% atau 597,65 poin, menjadi 33.294,95 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 1,55% atau 67,68 poin menjadi 4.306,24 poin. Indeks Komposit Nasdaq merosot 1,59% atau 218,94 poin menjadi 13.532,46 poin.
Sepuluh dari 11 indeks sektor utama S&P 500 menetap di zona merah, dengan sektor keuangan anjlok 3,7% memimpin kerugian.
Baca Juga: Wall Street Naik Tajam Usai AS Serang Rusia dengan Sanksi Baru
Rusia memperingatkan penduduk Kyiv untuk meninggalkan rumah mereka dan menghujani kota Kharkiv ketika komandan Rusia mengintensifkan pemboman mereka di daerah perkotaan Ukraina dalam perubahan taktik setelah serangan enam hari mereka terhenti.
Konflik tersebut telah menarik pembalasan tajam dari Barat termasuk pemblokiran akses pemberi pinjaman Rusia tertentu ke sistem pembayaran internasional SWIFT.
"Investor berenang dalam ketakutan, dan mereka tidak tahu bagaimana memasukkan berita geopolitik ke dalam harga mereka. Kami berurusan dengan respons investor emosional murni," ujar Kepala Penelitian dan Perdagangan Harvest Volatility Management, Mike Zigmont, dikutip dari Antara, Rabu (2/3/2022).
Baca Juga: Wall Street Melemah, Nasdaq Merosot 1,75%
Wells Fargo anjlok 5,8% dan indeks bank yang lebih luas tergelincir 4,8% karena imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun merosot ke posisi terendah lima minggu di tengah pelarian ke surat utang safe-haven.
Chevron Corp melonjak 4,0% menjadi ditutup pada level tertingginya setelah perusahaan menaikkan program pembelian kembali sahamnya dan memperkirakan arus kas operasi hingga tahun 2026, dan karena harga minyak melonjak.
Philadelphia Semiconductor Index merosot 3,6 persen, dengan Advanced Micro Devices jatuh 7,7 persen.
Pada catatan positif, data menunjukkan aktivitas manufaktur AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada Februari karena infeksi COVID-19 mereda, sementara pengeluaran konstruksi melonjak pada Januari.
"Mengingat fakta bahwa ekonomi AS mengalami percepatan, ketidakpastian akan relatif singkat dan tidak akan mengejutkan jika pasar menemukan pijakannya selama beberapa minggu ke depan ketika kejelasan dipulihkan," kata Ahli Strategi Snvestasi ClearBridge Investments, Jeff Schulze.