JAKARTA - Harga LPG non subsidi mengalami kenaikan. Hal ini dikhawatirkan membuat pelanggan LPG non subsidi bermigrasi dan menggunakan gas melon atau elpiji 3 kilogram (Kg).
Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto menyebut, migrasi ini sebenarnya sudah terjadi sekian lama. Hal ini dibuktikan dari data Pertamina yang menunjukkan, 93% LPG yang beredar di masyarakat adalah LPG 3 kg.
Baca Juga:Â Naik 7%, Harga Minyak Capai Level Tertinggi di USD104,9/Barel
"Padahal kan di LPG nya tertulis untuk orang miskin, orang miskin di kita kan sekitar 20%-an saja. Jadi 60% itu tidak tepat sasaran karena orang yang mampu ikut menikmati," ujar Djoko dalam IDX Channel Market Review, Rabu (2/3/2022).
Lebih lanjut, apalagi di tengah kondisi pandemi Covid-19, kemungkinan masyarakat mampu sudah banyak yang menikmati LPG bersubsidi ini. Ditambah lagi, tidak diketahui data pembeli LPG 3 kg karena subsidi gas ini bersifat terbuka.
Baca Juga:Â Rusia-Ukraina Perang, Harga Minyak Meroket 3,1% Tembus USD100,9/Barel
"Jadi kita sejak lama sudah beralih sebenarnya, apalagi dengan kondisi seperti ini," ungkap Djoko.