Belajar dari Kadal Agama
Pemerintah dan pranata penegak hukum tentu lebih paham bagaimana menangani arsitektur permainan macam ini. Seperti ketika Presiden Jokowi, dalam pidato resmi, menyinggung para mafia impor yang mengeruk untung dengan menghisap darah rakyat, pemerintah tentu sudah mengantongi daftar begundal di balik kelangkaan minyak goreng saat ini. Namun, solusi yang tepat sasaran dan super-efektif amat dibutuhkan untuk mencegah mainan macam ini terus berlanjut, apalagi menjelang pemilu.
Kita perlu belajar dari kadal gurun. Kadal Agama merupakan genus kadal dengan 47 spesies yang berasal dari ordo Squamata. Lebih tepatnya, hewan insektivora—pemakan serangga— ini berasal dari keluarga Agamidae yang umumnya hidup di gurun Afrika.
BACA JUGA:Bulog Tak Terima Penugasan Stabilkan Harga Minyak Goreng
Kadal Agama memiliki keunikan. Salah satu spesies kadal ini adalah Kadal Agama Pelangi karena kulitnya yang warna-warni. Pejantan umumnya berwarna kombinasi merah dan biru sehingga dikenal dengan sebutan kadal spiderman, sedangkan yang betina biasanya coklat buram. Kadal jantan memilki wilayah kekuasaan tersendiri. Kalau pejantan lain menyusup, mereka akan berperang. Menariknya, saat berhadapan dengan ancaman, pejantan memancarkan warna kulit merah-biru yang mencolok untuk mengintimidasi musuh.
Kembali soal pra-hipotesis sabotase tadi, ada kemungkinan pelaku tampil mencolok seperti kadal Pelangi untuk mengamplifikasi potensi intimidasi yang dirancang. Tentu ada momen dimana mereka muncul di permukaan dengan tanda-tanda yang khas seperti peningkatan lalulintas uang, lonjakan kekayaan mendadak, dan sebagainya. Positifnya, dengan melihat kemencolokan itu, otoritas hukum dapat melacak pusat sarafnya dengan mencari ‘kadal’ mana yang menampilkan ‘kulit warna-warni paling terang’. Mereka itulah yang perlu dicurigai sebagai yang berkepentingan dengan ketidakmenentuan yang direkayasa ini.