Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kebijakan DMO dan HET Minyak Goreng Dinilai Tak Efektif, Pasar Gelap Berhamburan?

Advenia Elisabeth , Jurnalis-Rabu, 16 Maret 2022 |10:20 WIB
Kebijakan DMO dan HET Minyak Goreng Dinilai Tak Efektif, Pasar Gelap Berhamburan?
Kebijakan DMO dan HET minyak goreng dinilai tak efektif. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Kementerian Perdagangan mengeluarkan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) atau export ban dan harga Eceran Tertinggi (HET) untuk mengatasi kenaikan harga minyak goreng, tapi sayangnya, dua kebijakan tersebut dinilai tidak efektif.

Associate Researcher Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Krisna Gupta mengatakan, kebijakan DMO dan HET berangkat dari asumsi bahwa permasalahan minyak goreng di Indonesia adalah kelangkaan CPO atau crude plam oil yang merupakan input penting di pasar domestik.

 BACA JUGA:Minyak Goreng Langka, Mendag Singgung Mafia: Ada Orang yang Berbuat Curang

Kebijakan ini juga berangkat dari asumsi bahwa petani lebih suka ekspor karena harganya lagi tinggi.

"Ini asumsi yang sangat masuk akal tapi tidak diikuti fakta di lapangan,” jelas Krisna di Jakarta, Rabu (16/3/2022).

Menurutnya, kebijakan DMO justru berpotensi mendistorsi perdagangan, mengurangi reliabilitas perusahaan Indonesia bagi partner dagang luar negeri dan mengundang retaliasi dari negara lain yang dapat merugikan kepentingan Indonesia di pasar internasional.

"DMO memang bisa dipakai untuk mengatasi kelangkaan pasokan CPO. Namun menurut Mendag, yang juga diamini oleh Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), sekarang stock CPO dalam negeri justru berlebih tapi minyak goreng tetap saja langka," ucapnya.

Sementara itu, terkait pengenaan HET akan membuat pedagang enggan melepas stoknya ke pasar dan memperbesar terjadinya kelangkaan.

Selain itu, HET juga dapat memunculkan pasar gelap karena selisih harga yang cukup besar antara HET dengan harga jual yang sebenarnya.

 BACA JUGA:Minyak Goreng Langka, Mendag Singgung Mafia: Ada Orang yang Berbuat Curang

Maka tak ayal, kini banyak bermunculan pedagang-pedagang dadakan yang menjual minyak goreng dengan harga suka-suka.

Dia menambahkan, produksi CPO domestik kemungkinan tidak akan bisa mengikuti kenaikan konsumsi, terutama yang datang dari biodiesel.

"Termasuk, ongkos transportasi yang mahal juga membuat implementasi DMO akan semakin sulit," pungkasnya.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement