JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah hari ini, Senin (21/3/2022) ditutup menguat tipis 6 poin di level Rp14.336 setelah sebelumnya sempat melemah pada level Rp14.340.
Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat tipis direntang Rp14.320-Rp14.370.
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar AS bangkit kembali dari penurunan baru-baru ini karena pejabat Federal Reserve mengatakan bank sentral mungkin perlu lebih agresif untuk menangani inflasi.
"Dua pembuat kebijakan Federal Reserve yang paling hawkish mengatakan bank sentral perlu mengambil langkah lebih agresif untuk memerangi inflasi," ungkap Ibrahim dalam risetnya, Senin (21/3/2022).
BACA JUGA:Rupiah Ditutup Menguat ke Rp14.302/USD Usai BI Tahan Suku Bunga
The Fed menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin persentase pada hari Rabu dalam upaya untuk menjinakkan inflasi pada level tertinggi 40 tahun.
Itu adalah kenaikan pertama dalam tiga tahun, dan The Fed juga mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga akan datang.
St Louis Fed Presiden James Bullard, yang tidak setuju pada tindakan minggu ini mendukung kenaikan setengah poin, mengatakan pada hari Jumat bahwa pejabat harus menaikkan suku bunga pinjaman semalam Fed menjadi lebih dari 3% tahun ini.
Ketua Fed Jerome Powell dan Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic akan berbicara di kemudian hari.
Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde akan berbicara di KTT Inovasi BIS 2022 pada hari Selasa, dengan Powell dan Gubernur Bank of England Andrew Bailey untuk mengikuti sehari kemudian.
BACA JUGA:Rupiah Ditutup Menguat ke Rp14.302/USD Usai BI Tahan Suku Bunga
Dari sisi domestik, neraca Perdagangan Februari 2022 mencatatkan kinerja positif dengan surplus sebesar USD3,83 miliar.
Surplus perdagangan ini disebabkan nilai ekspor Indonesia yang tercatat USD20,46 miliar lebih tinggi dari nilai impornya yang hanya USD16,64 miliar.
Adapun surplus perdagangan Januari 2022 hanya sebesar USD0,96 miliar.
Surplus perdagangan Februari 2022 ini melanjutkan tren surplus secara beruntun sejak Mei 2020.
Jika dibandingkan dengan periode Februari 2021 dan 2020 yang mengalami surplus sebesar USD1,99 miliar dan USD2,49 miliar, surplus perdagangan Februari 2022 lebih baik.
Di sisi lain, konflik Rusia-Ukraina yang terjadi sejak akhir Februari 2022 ternyata belum memberikan dampak terhadap kinerja perdagangan bilateral Indonesia dengan kedua negara tersebut.
Ekspor dan impor Indonesia-Ukraina pada Februari 2022 masih menunjukkan peningkatan dan mencatatkan surplus perdagangan sebesar USD3,60 juta.
Sementara, ekspor dan impor Indonesia-Rusia justru mengalami penurunan dan membukukan defisit perdagangan sebesar USD4,88 juta di periode yang sama.
Secara kumulatif, neraca perdagangan Januari—Februari 2022 mengalami surplus USD4,79 miliar, melebihi surplus perdagangan periode Januari-Februari 2021 yang hanya mencapai USD3,95 miliar.
(Zuhirna Wulan Dilla)