JAKARTA - PT Pertamina (Persero) diminta menambah cadangan BBM dari 21 hari menjadi 30 hari. Menanggapi hal tersebut, perseroan mengaku tak sanggup karena keterbatasan anggaran.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan pemenuhan stok energi nasional selama 21 hari saja menelan anggaran sebesar USD6,7 miliar atau setara Rp96,2 triliun. Jumlah ini didasarkan pada harga pasar saat ini.
Manajemen akan merogoh atau menambah dana sebesar USD3 miliar, bila perseroan dituntut memenuhi energi dalam jangka waktu 30 hari. Nicke pun mengakui pihaknya tidak menyanggupi dana tersebut.
"Kalau kami sekarang 21 hari saja dengan harga sekarang ini (pasar), bebannya senilai USD6,7 miliar untuk memaintain (biaya) cadangan 21 hari operasi pertamina dan itu harus ideal USD6,7 miliar. Jadi kalau ini harus ditambahkan lagi dihitung saja ke 30 hari saja, nambah USD3 miliar, kami gak sanggup," ungkap Nicke saat RDP bersama Komisi VII DPR RI, dikutip Kamis (7/4/2022).
Ketahanan energi yang dimaksud meliputi produk avtur, biosolar, dexlite, fame, ido, lero, MFO 180, MFO 380, pertalite, pertamax, pertamax turbo, Pertamina dex, premium, hingga solar.