JAKARTA - Surplus APBN sebesar Rp10,3 triliun terjadi pada triwulan I-2022 Angka tersebut setara 0,06% produk domestik bruto (PDB).
"Surplus ini karena pendapatan negara mencapai Rp501 triliun, sementara belanja negara tercatat Rp490,6 triliun," ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA di Jakarta, Rabu(10/4/2022).
Baca Juga:Â Penerimaan Pajak Melesat Capai Rp322 Triliun di Kuartal I-2022, Sri Mulyani Happy
Angka surplus itu, kata dia, juga berbanding terbalik dengan kondisi periode yang sama 2021, ketika terjadi defisit Rp143,7 triliun.
"Tahun lalu sudah defisit 0,85% GDP pada posisi bulan Maret. Tahun ini kita masih surplus 0,06% dari GDP," tambahnya.
Baca Juga:Â Sri Mulyani Pangkas Anggaran Covid-19 di Tahun Depan, Siap Jadi Endemi?
Menurutnya, surplus APBN berdampak pada penurunan pembiayaan utang. Pada triwulan I-2022, pembiayaan utang baru mencapai Rp139,4 triliun, sedangkan pada periode yang sama di tahun 2021, pembiayaan utangnya mencapai Rp332,8 triliun.
"Pembiayaan utang merosot atau turun tajam yaitu 58,1%. Ini surplus dan pembiayaan utangnya merosot tajam, sehingga menggambarkan APBN mulai pulih kesehatannya," ujar Sri.
Sri menyebutkan bahwa pemerintah akan terus berusaha mengakselerasi berbagai sektor belanja supaya bisa berdampak positif pada pemulihan ekonomi nasional dari pandemi COVID-19.