"Saat ini Anda akan melihat banyak volatilitas dan itu terutama karena fakta bahwa Fed akan menjadi front-end yang memuat semua kenaikan suku bunga ini dan hanya mencoba mengukur gambaran inflasi dan saat ini sangat diragukan," kata Direktur Strategi Portofolio Verdence Capital Advisors, Megan Horneman, dikutip dari Antara, Sabtu (18/6/2022).
"Hanya memperkirakan volatilitas, itu akan tetap ada, itu akan berada di sini sampai kita mendapatkan sedikit kejelasan tentang apakah kita benar-benar mencapai puncak inflasi," tuturnya.
Saham-saham reli pada Rabu (15/6/2022) setelah The Fed menaikkan suku bunga utamanya sebesar 75 basis poin, kenaikan terbesar dalam hampir tiga dekade, sementara bank sentral Inggris dan bank sentral Swiss juga menaikkan biaya pinjaman.
Pada Jumat (17/6/2022), Ketua Fed Jerome Powell sekali lagi menekankan fokus bank sentral untuk mengembalikan inflasi ke target 2,0 persen saat berbicara di sebuah konferensi.
Data ekonomi pada Jumat (17/6/2022) menunjukkan produksi di pabrik-pabrik AS turun secara tak terduga dalam indikasi terbaru bahwa aktivitas ekonomi sedang berkurang.
Volume transaksi di bursa AS mencapai 17,99 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata sesi 12,42 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.
(Feby Novalius)