JAKARTA - Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Azizah Fauzi menilai, untuk meningkatkan produktivitas pangan nasional, ekstensifikasi melalui pembukaan lahan bukan solusi terbaik.
Mengingat terbatasnya jumlah lahan yang tersisa serta potensi rusaknya lingkungan yang ditimbulkan.
“Ada beberapa hal yang menyebabkan sulitnya pembukaan lahan pertanian terwujud, seperti gencarnya industrialisasi dan pembangunan infrastruktur. Industrialisasi dan pembangunan infrastruktur tidak jarang harus mengorbankan lahan pertanian,” jelas Azizah di Jakarta, Rabu (22/6/2022).
BACA JUGA:Cara Menteri ATR Hadi Tjahjanto Tangani Sengketa Lahan PTPN CII di Tegalrejo
Dia menambahkan untuk membuka lahan tidur juga berisiko merusak lingkungan, apalagi jika dilakukan dengan cara-cara yang tidak bertanggung jawab.
Pencetakan sawah baru, apalagi di lahan gambut, kata Azizah, akan menghabiskan waktu yang lama.