JAKARTA - Harga emas berjangka kembali menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Harga emas memperpanjang keuntungan untuk hari kedua berturut-turut, karena dolar AS (greenback) melemah di tengah serangkaian data ekonomi yang suram.
Melansir Antara, Sabtu (23/7/2022), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, bertambah USD14 atau 0,82% menjadi ditutup pada USD1.727,40 per ounce, setelah mendekati level terendah 16-bulan di USD1.680,96 pada Kamis (21/7/2022).
Kenaikan mingguan terjadi karena indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, mencapai level terendah lebih dari dua minggu di 105,98 pada Jumat (22/7/2022). Dolar, yang diperdagangkan berlawanan dengan emas, melonjak ke 109,14 minggu lalu ke level tertinggi sejak Desember 2002.
Greenback telah turun sejak awal minggu ini dan penurunannya dipercepat setelah Bank Sentral Eropa pada Kamis (21/7/2022) bergabung dengan banyak bank sentral lainnya dalam menaikkan suku bunga, dalam fokus memerangi inflasi yang tidak terkendali daripada mencegah penurunan ekonomi.
"Emas mulai bertindak seperti tempat berlindung yang aman karena melemahnya pertumbuhan ekonomi akan memaksa banyak bank sentral untuk meninggalkan rencana pengetatan agresif mereka," kata Ed Moya, kepala penelitian AS di platform perdagangan daring OANDA.
Data ekonomi yang dirilis Jumat (22/7/2022) juga mendukung emas. Indeks manajer pembelian (PMI) sektor jasa-jasa S&P Global AS turun menjadi 47 pada Juli dari 52,7 pada Juni. PMI sektor manufaktur AS berada di 52,3 pada Juli, turun dari 52,7 pada Juni, menandakan perbaikan yang lemah dalam kondisi operasi di seluruh sektor manufaktur AS.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 10,2 sen atau 0,54%, menjadi ditutup pada USD18,617 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik USD8,5 atau 0,99%, menjadi ditutup pada USD867,2 per ounce.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)