MEDAN - Pelaku pasar diingatkan untuk waspada agar tak merugi di tengah resesi Amerika Serikat (AS). Kinerja pasar keuangan domestik yang membaik pun tetap harus diwaspadai.
Pengamat Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin menjelaskan, Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The FED) sudah menaikkan besaran bunga acuan 75 basis poin. Kondisi itu diperburuk dengan realisasi pertumbuhan ekonomi AS yang mengalami kontraksi sebesar 0.9% pada kuartal kedua tahun ini.
Bahkan realisasi pertumbuhan ekonomi AS yang minus tersebut, sangat jauh berbeda dari ekspektasi banyak ekonom sebelumnya yang justru memperkirakan ekonomi AS masih akan tumbuh.
Baca Juga: AS Resesi, Begini Dampak Besar ke Perekonomian RI
"Dari data tersebut jelas sekali bahwa AS benar-benar dalam resesi. Namun, pasar keuangan global justru seakan menghiraukan resesi tersebut," kata Gunawan, Jumat (29/7/2022).
Resesi di AS, sebut Gunawan, juga dibantah oleh sejumlah pejabat sektor keuangan negeri Paman Sam. Seperti Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral AS yang masih yakin bahwa AS belum akan mengalami resesi.
Secara fundamental, perlambatan ekonomi yang terjadi seperti di AS ini akan memengaruhi kinerja ekonomi di negara lainnya termasuk Indonesia. Negara-negara lain tengah berhadapan pada sejumlah masalah ekonomi serius seperti ancaman inflasi tinggi, perang yang belum berkesudahan, kenaikan suku bunga acuan hingga kenaikan harga energi.
Baca Juga: AS Alami Resesi, Indonesia Perlu Hati-Hati
Bahkan IMF sendiri memperkirakan bahwa ekonomi dunia di tahun mendatang akan lebih buruk dibandingkan dengan realisasi tahun ini. Padahal tahun ini saja pertumbuhan ekonomi dunia termasuk di Indonesia terus direvisi kebawah.
"Nah kinerja pasar keuangan yang membaik justru menyisakan pertanyaan besar. Sejauh ini apa yang terjadi tidak memperlihatkan kondisi fundamental sebenarnya. Memang ada rilis kinerja sejumlah emiten di bursa yang bisa mendorong kenaikan kinerja indeks saham. Tetapi itu semua bukanlah cerminan kondisi ekonomi saat ini dan di masa yang akan datang," jelas Gunawan.