Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Inflasi RI hingga Juli 2022 Capai 4,94%, Tertinggi dalam 7 Tahun

Michelle Natalia , Jurnalis-Senin, 01 Agustus 2022 |11:43 WIB
Inflasi RI hingga Juli 2022 Capai 4,94%, Tertinggi dalam 7 Tahun
Ilustrasi inflasi. (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi Juli 2022 terhadap Juli 2021 mencapai 4,94%.

Kepala BPS Margo Yuwono juga menyebut inflasi di Juli 2022 mencapai 0,64%, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 111,80, naik dari 111,09 pada Juni 2022.

Inflasi berdasarkan Juli 2022 terhadap Desember 2021 mencapai 3,85%.

"Berdasarkan survei BPS dari 90 kota, penyumbang inflasi di Juli 2022 antara lain kenaikan harga cabai merah, tarif angkutan udara, bawang merah, bahan bakar rumah tangga, dan cabai rawit," ujar Margo dalam rilis resmi BPS di Jakarta, Senin(1/8/2022).

 BACA JUGA:BPS: Impor RI Juni 2022 Naik 21,9%

Margo menyebutkan bahwa secara inflasi 4,94% merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2015, dimana pada saat itu terjadi inflasi 6,25%.

"Dari seluruh kota IHK, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi di kota Kendari sebesar 2,27%, penyebab inflasinya antara lain tarif angkutan udara sebesar 0,75%, ikan layang 0,19%, dan bawang merah andilnya 0,15%," ungkap Margo.

Sementara itu, inflasi terendah terjadi di Pematang Siantar dan Tanjung sebesar 0,04%.

"Berdasarkan komponen, komponen harga bergejolak memberikan andil sebesar 0,25% pada inflasi Juli secara month-to-month, dan kalau komoditas penyebab utamanya berasal dari cabai merah, bawang merah, dan cabai rawit," jelasnya.

Komponen kedua adalah komponen harga yang diatur oleh pemerintah dengan andil sebesar 0,21%. Ini disebabkan karena kenaikan tarif angkatan udara, bahan bakar rumah tangga, rokok kretek filter, dan tarif listrik.

"Kenaikan tarif listrik bagi pelanggan rumah tangga dan daya 3500 VA ke atas dan pelanggan pemerintah mulai 1 Juli 2022 menyebabkan andil inflasi tarif listrik sebesar 0,01%," tandasnya.

Komponen ketiga berasal dari komponen inti yang memberikan andil sebesar 0,18%, dimana komoditas penyumbangnya adalah mobil, ikan segar, dan sewa rumah.

"Secara komponen harga bergejolak memberikan andil inflasi tertinggi sebesar 1,92%, penyebabnya karena kenaikan harga pada beberapa komoditas antara lain cabai merah, minyak goreng, dan bawang merah," pungkasnya.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement