JAKARTA - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) meraup laba bersih sebesar Rp445,59 miliar atau menyusut 11,23% dibanding raihan untung bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp502 miliar.
Dikutip Harian Neraca, perseroan menjelaskan bahwa penurunan laba bersih utamanya ditopang oleh penurunan penjualan yang sebanyak 2,5% menjadi Rp1,61 triliun, dari total omzet periode yang sama tahun lalu yakni, Rp1,65 triliun. Total penjualan berasal dari beberapa segmen antara lain, segmen jamu herbal dan suplemen sebesar Rp988,73 miliar atau turun 6,85% dari sebelumnya sebesar Rp1,06 triliun.
Terlihat dalam egmen penjualan makanan dan minuman tercatat Rp544,81 miliar atau naik 3,53% dari sebelumnya Rp526,23 miliar.
Selain segmen jamu herbal dan makanan serta minuman, dari segmen farmasi perseroan mencatat sebesar Rp78,54 miliar atau naik 17,06% dari Rp67,09 miliar, periode yang lalu.
BACA JUGA:Hasil RUPST Transcoal Pacific (TCPI), Bakal Tebar Dividen Rp15 Miliar hingga Rombak Direksi
Serta perseroan juga mencatatkan liabilitas perseroan pada periode ini sebesar Rp284,33 miliar atau turun 43,59% dari Rp543,37 miliar. Selanjutnya, untuk ekuitas perseroan catat sebesar Rp3,24 triliun atau turun 6,64% dari periode sebelumnya yakni Rp3,47 triliun.
Kemudian, aset perseroan tercatat sebesar Rp3,57 triliun atau turun 12% dari periode sebelumnya yakni Rp4,06 triliun. Adapun total aset lancar perseroan sebesar Rp1,76 triliun atau turun dari Rp 2,24 triliun.
Sedangkan aset tidak lancar perseroan sebesar Rp1,81 triliun dari sebelumnya yakni Rp 1,82 triliun.
Perdagangan saham SIDO sesi pertama Senin (1/8/2022) awal pekan dan di awal bulan kembali bergerak terkoreksi hingga auto reject bawah (ARB).
Penurunan dalam tersebut merupakan yang kedua setelah rilis laporan kinerja keuangan perseroan akhir pekan lalu.
Diketahui, saham SIDO turun ARB sebesar Rp 65 menjadi Rp 905 pada penutupan perdagangan Jumat (30/7/2022).
Penurunan berlanjut hingga hari ini dengan koreksi Rp60 menjadi Rp845 atau level terendah saham SIDO sepanjang tahun ini.
Dengan penurunan harga tersebut, saham SIDO telah turun 2,31% dari Rp865 menjadi Rp845 sepanjang perdagangan tahun ini.
Sedangkan level tertinggi tahun ini berada di harga Rp1.050 pada penutupan perdagangan 15 Maret 2022.
Sementara, ahun ini perseroan mengaku optimis target pertumbuhan sebesar 15% baik pada penjualan dan laba bersih dapat dicapai.
Beberapa hal yang menjadi katalis positif diantaranya, tingkat vaksinasi yang tinggi diikuti penurunan jumlah kasus Covid-19, mobilitas yang semakin membaik, pembukaan kembali dan kemudahan dalam melakukan perjalanan, serta gaya hidup masyarakat yang lebih sehat.
(Zuhirna Wulan Dilla)