JAKARTA - Wacana kenaikan harga BBM subsidi jenis Pertalite masih terus dimatangkan. Namun sudah muncul hitungan harga keekonomian Pertalite ini.
Mulai dari Rp14.450 per liter hingga Rp17.200 per llter. Sebelum ada angka tersebut, muncul usulan kenaikan harga BBM Pertalite menjadi Rp10.000 per liter dari harga jual saat ini Rp7.650 per liter.
Jika memang harga BBM Pertalite, masyarakat harus mengeluarkan uang lebih dalam. Lalu apakah boleh beli BBM Pertalite cuma Rp5.000?
"Boleh (Beli Pertalite Rp5.000)," kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting kepada Okezone, Jakarta, Senin (29/8/2022).
Diketahui, pembatasan pembelian BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar akan dilakukan.
Di mana PT Pertamina (Persero) mewajibkan pengendara untuk mendaftarkan diri ke MyPertamina jika ingin menggunakan BBM subsidi.
Adapun pemerintah tengah menggodok revisi Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual eceran BBM.
Kepala BPH Migas, Erika Retnowati mengatakan revisi Perpres 191/2014 akan memuat aturan teknis terbaru terkait ketentuan kelompok masyarakat yang berhak untuk menggunakan Jenis BBM Tertentu (JBT) Solar dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite.
Di mana pada beleid saat ini, Pertalite belum ada aturannya. Sehingga dengan revisi Perpres ini penyalurannya akan lebih tepat sasaran.
Dia menjelaskan aturan saat ini untuk solar subsidi berdasarkan volume untuk transportasi darat, kendaraan pribadi plat hitam 60 liter per hari, angkutan umum orang atau barang roda 4 sebanyak 80 liter per hari sedangkan angkutan umum roda 6 sebanyak 200 liter per hari.
Sedangkan yang dikecualikan untuk kendaraan pengangkutan hasil kegiatan perkebunan dan pertambangan dengan jumlah roda lebih dari enam.
"Setelah revisi Perpres keluar, BPH Migas akan menerbitkan regulasi pengendalian pembelian Bahan Bakar Minyak Subsidi jenis Solar dan Pertalite yang akan mengatur secara teknis di lapangan. Untuk masyarakat ekonomi kelas atas yang menggunakan mobil mewah dipastikan tidak akan menerima BBM bersubsidi, mobil mewah milik orang mampu pasti tidak layak mendapatkan subsidi," ujarnya
(Taufik Fajar)