Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Si Kaya Menang Banyak! Orang Miskin Hanya Nikmati 5% Subsidi Solar dan 20% Pertalite

Michelle Natalia , Jurnalis-Selasa, 30 Agustus 2022 |13:36 WIB
Si Kaya Menang Banyak! Orang Miskin Hanya Nikmati 5% Subsidi Solar dan 20% Pertalite
Subsidi BBM Tak Tepat Sasaran (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka-bukaan soal penyaluran subsidi BBM tidak tepat sasaran. Lebih banyak orang kaya yang menikmati subsidi BBM dibandingkan orang miskin.

"Karena saat ini rumah tangga miskin dan tidak mampu cuma menikmati 5% dari subsidi Solar dan 20% subsidi Pertalite. Ini akan meningkatkan kesenjangan makin tinggi antar masyarakat," kata ujar Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-3 Masa Persidangan I Tahun 2022-2023 di Jakarta, Selasa (30/8/2022).

BACA JUGA: Hati-Hati! Sri Mulyani Sebut Subsidi BBM Bisa Tembus Rp698 Triliun di Akhir 2022

Mengingat bahwa subsidi kemarin masih belum sepenuhnya tetap sasaran, Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah akan terus berupaya memperbaiki ketepatan sasaran subsidi energi.

"Supaya subsidi bisa dirasakan oleh masyarakat miskin dan rentan yang memang membutuhkan bantuan," ujarnya.

Kendati demikian, upaya perbaikan ketepatan sasaran subsidi energi akan dilakukan secara hati-hati, bertahap, dan mempertimbangkan kondisi pemulihan ekonomi secara nasional dan dampaknya terhadap seluruh masyarakat.

"Upaya-upaya ini akan kami ambil secara simultan melalui proses kalibrasi untuk melindungi masyarakat miskin dan rentan, menjaga proses pemulihan ekonomi, dan melakukan langkah-langkah konsolidasi penyehatan APBN," kata Sri Mulyani.

 

Sementara itu, Sri Mulyani menyoroti situasi tren kenaikan penggunaan BBM saat ini. Bahkan, dia memperkirakan subsidi dan kompensasi Bahan Bakar Minyak (BBM) bisa melampaui Rp698 triliun sampai akhir 2022.

Padahal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 sebelumnya menetapkan anggarannya menjadi Rp502,4 triliun, tiga kali lipat dari rencana awal. Kondisi ini disebabkan oleh tren kenaikan harga minyak dunia, pelemahan kurs Rupiah, ditambah konsumsi Pertalite dan Solar yang besar. Hanya saja, saat ini harga BBM yang ditahan sudah tidak sesuai dengan harga keekonomiannya.

“Jumlah ini bakal menjadi tambahan belanja di RAPBN 2023,” ujarnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement