Sebagai informasi, Adani pernah putus sekolah lalu ditahan untuk tebusan dan kemudian selamat dari serangan teror. Dirinya pun mencoba peruntungan di industri berlian Mumbai pada awal 1980-an sebelum beralih ke batu bara dan pelabuhan.
Dia kemudian membangun kerajaan bisnis yang mencakup segala hal mulai dari bandara hingga pusat data, media, dan semen. Tahun lalu, dia berjanji untuk menginvestasikan USD70 dalam “Green Economy” untuk menjadi produsen energi terbarukan terbesar di dunia.
Dilihat dari pasar saham, langkah Adani sangatlah bagus. Saham di beberapa perusahaannya telah naik lebih dari 1.000% sejak 2020. Itu dibandingkan dengan kenaikan sekitar 44% untuk indeks acuan S&P BSE Sensex nasional.
Saham Adani Group naik pada hari Selasa, dengan Adani Total Gas dan Adani Enterprises naik lebih dari 2%.
Kenaikan pesat, terutama karena pasar keuangan global yang goyah dalam menghadapi suku bunga yang lebih tinggi, telah menambah kekhawatiran yang ada atas struktur pemegang saham yang tidak jelas dan kurangnya cakupan analis. Sebaliknya, obligasi dolar untuk banyak grup perusahaan telah menurun.
"Anda tidak tahu bagaimana pasarnya meningkat begitu tajam karena tampaknya tidak banyak minat investor institusional," kata analis riset independen, Hemindra Hazari.
(Feby Novalius)