"Setahun itu kita bisa produksi 300 ribu ton katoda tembaga dari gresik. Saat ini 50%-nya sudah masuk pasar ekspor. Tapi sejak 2024 nanti kita bisa produksi sampai 500-600 ribu ton katoda tembaga," kata Tony di Komisi VI DPR RI, Senin (12/9/2022).
Jika industri dalam negeri tak tumbuh, maka mau tidak mau seluruh hasil katoda tembaga ini akan diekspor.
"Ini kan sayang sekali ya kalau harus semuanya diekspor. Kita sangat mendorong adanya industri turunan seperti pabrik kabel, pabrik mobil listrik yang siap menyerap katoda tembaga ini," tambah Tony.
Apalagi, hal ini sejalan dengan pengembangan EBT di Indonesia.
Dia menambahkan kalau untuk Solar Panel saja membutuhkan 4 ton katoda tembaga setiap MW nya.
Sedangkan untuk tenaga bayu butuh 1,5 ton katoda tembaga untuk setiap MW nya.
"Ini bisa sangat mendukung rencana pemerintah dalam mengembangkan industri kendaraan listrik di Indonesia," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)