Share

Saham SIDO Berkali-Kali ARB, Dirkeu: Ada Shock di Investor

Cahya Puteri Abdi Rabbi, Jurnalis · Jum'at 16 September 2022 18:16 WIB
https: img.okezone.com content 2022 09 16 278 2669149 saham-sido-berkali-kali-arb-dirkeu-ada-shock-di-investor-2eW6QFhl6o.jpg Manajemen SIDO menjelaskan soal fluktuasi harga saham (Foto: Okezone)

JAKARTA – Manajemen PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menjelaskan penyebab fluktuasi pada saham SIDO. Saham SIDO sempat terguncang usai perseroan merilis data kinerja keuangan semester I yang mengalami penurunan.

Perseroan mencatat, per Juni 2022, laba SIDO turun menjadi Rp445,60 miliar dari Rp502 miliar. Pada 5 Agustus lalu, saham SIDO turun 1,30% ke Rp760 per saham. Sepanjang periode 1-5 Agustus 2022, saham SIDO 4 kali ditutup memerah dan hanya sekali menguat yakni pada 4 Agustus.

Direktur Keuangan SIDO Leonard mengatakan, hal itu terjadi karena adanya kekhawatiran dari para pemegang saham perseroan. Mengingat, dalam empat tahun terakhir, pertumbuhan SIDO selalu baik.

β€œIni karena adanya shock di level investor, tapi kembali lagi apakah investor masih percaya bahwa permintaan atas produk kesehatan akan tetap tinggi,” kata Leonard dalam konferensi pers Public Expose Live 2022, Jumat (16/9/2022).

Leonard mengatakan, manajemen SIDO sendiri optimistis bahwa demand atas produk-produk kesehatan masih akan tetap tinggi. Perseroan tidak terlalu mengkhawatirkan penurunan uptrend saham pasca rilis kinerja keuangan, karena menilai prospek bisnis perseroan jangka panjang masih menjanjikan.

Follow Berita Okezone di Google News

β€œIni bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan dalam jangka pendek ini, yang penting dalam jangka panjang kami tetap tumbuh,” tandasnya.

Sebagaimana diketahui, produsen jamu dan obat herbal modern ini membukukan laba bersih sebesar Rp445,60 miliar dari sebelumnya Rp502 miliar. Seiring dengan penurunan laba bersih, penjualan perseroan juga merosot 2,58% menjadi Rp1,61 triliun dari sebelumnya sebesar Rp1,65 triliun.

Penjualan jamu herbal dan suplemen turun menjadi Rp988,73 miliar dari sebelumnya sebesar Rp1,06 triliun. Sedangkan, segmen penjualan makanan dan minuman tumbuh dari Rp526,23 miliar menjadi Rp544,82 miliar, serta segmen produk farmasi naik dari sebelumnya Rp67,09 miliar menjadi Rp78,54 miliar.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini