BATU - Sejumlah komoditas pangan diakui Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo masih tergantung kepada negara lain. Alhasil ia pun menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Indonesia karena memang permintaan pasar Indonesia tak mencukupi dari jumlah produksi yang dihasilkan.
"Maafkan saya tempe, tahu, kecap itu masih impor, karena lebih murah, kualitasnya lebih banyak daripada bahan bakunya disini. Kedelai 98 persen kita masih impor, maafkan saya," ucap Syahrul Yasin Limpo saat membuka Rembug Utama Kelompok KTNA Nasional di Kota Batu, Jumat (16/9/2022).
Selain kedelai, beberapa komoditas pangan seperti susu dan daging belum bisa dipenuhi oleh produksi dalam negeri sendiri. Tetapi untuk komoditas pangan yang bisa disubstitusi untuk tidak impor, tentu hal itu akan dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan).
"Substitusi impor sepanjang bisa dibuat di dalam negeri, kita siap buat. Kalau lagi bagus-bagusnya panen, jangan kau impor yang lebih murah itu kata Pak Presiden. Saya yakin Pak Presiden konsisten," tutur menteri 67 tahun ini.
Maka ia pun meminta para petani dan nelayan yang tergabung dalam Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) untuk sama-sama bersinergi mengupayakan kedaulatan pangan nasional. Caranya dengan berjuang mengembangkan kebutuhan - kebutuhan pangan yang selama ini masih mengandalkan impor dari negara lain.
"Jajaran KTNA menjadi pejuang untuk membela bangsa dan negara. Kalau terbiasa dengan tantangan. Kita jaga ketahanan pangan agar rakyat tetap tenang saat menghadapi situasi darurat," pungkasnya.
Follow Berita Okezone di Google News