Hidup minimalis sama saja dengan hidup sederhana, yaitu konsep menjalani hidup dengan barang yang sedikit, namun tetap berkualitas dan fungsional. Fokus hidup minimalis ada pada meminimalkan gangguan yang dapat menjaga kita untuk melakukan hal-hal yang benar-benar penting. Jadi, kita akan lebih mementingkan barang-barang yang dibutuhkan dan mengutamakan kualitas daripada kuantitas.
Sementra, Francine Jay dalam bukunya yang berjudul Seni Hidup Minimalis mengatakan bahwa, ada tiga jenis barang, yaitu barang fungsional, barang dekoratif, dan barang emosional.
Kita perlu mengenal barang melalui tiga jenis barang tersebut. Pertimbangan atas barang yang kita inginkan belum tentu adalah yang kita butuhkan. Maka dari itu, milikilah barang yang benar-benar dibutuhkan, bukan hanya karena keinginan atau sekadar kepuasan sementara, karena barang yang berguna adalah barang yang kita gunakan.
Untuk menerapkan hidup minimalis dalam hidup, kamu bisa memulainya dengan aturan 90/90, yaitu mempertimbangkan apakah barang tersebut akan digunakan di 90 hari ke depan, dan 90 hari setelahnya.
Kalau kamu memiliki barang tidak terpakai dalam waktu tersebut, kamu dapat menyingkirkannya atau memberikannya kepada orang yang lebih membutuhkan kalau barang tersebut masih layak digunakan. Namun, kalau barangmu akan berguna di waktu-waktu tertentu, kamu dapat menyimpannya lebih dulu.
Jadi, bagaimana? Apakah kamu tertarik untuk menerapkan gaya hidup minimalis? Meski kelihatannya tidak mudah, banyak manfaat yang bisa didapatkan, lho! Seperti ketenangan, kebahagiaan, hingga efisiensi waktu. Kalau kamu tertarik, kamu bisa memulainya dari hal yang paling sederhana dengan konsisten. Kamu pasti bisa, kok!
Anis Salamah adalah aktivis Pers Mahasiswa Ketik dari Polimedia
(Dani Jumadil Akhir)