Saat ditanya berapa nominal biaya tarif pemakaian kompor listrik, Zainab tidak mau menjawab terkait hal tersebut.
Sebagaimana diketahui, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pun akhirnya angkat suara. Arifin mengakui bahwa penggunaan kompor listrik membutuhkan kapasitas terpasang listrik yang cukup besar, sehingga ini kemungkinan baru bisa digunakan oleh masyarakat kelas menengah ke atas.
Oleh karena itu, pemerintah akan melakukan percobaan program konversi LPG ke kompor listrik untuk masyarakat golongan menengah ke atas.
"Jadi kalau yang sekarang diuji coba untuk masyarakat ya kita random, tetapi memang yang sebetulnya bisa mengabsorb daya listrik tambahan dengan bayar itu ya menengah ke atas kan, dan menengah ke atas itu kan pada umumnya juga suka kan. Nah yang dicoba beberapa yang paket percobaan itu suka atau nggak, kalau suka nanti kita lihat skemanya," kata Arifin kepada wartawan saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa belum akan memulai implementasi program konversi kompor LPG 3 kilogram (kg) ke kompor listrik atau induksi di tahun 2022 ini.
“Pemerintah belum memutuskan terkait program konversi listrik 3 kg menjadi kompor listrik induksi, namun dapat dipastikan bahwa program ini belum akan diberlakukan di tahun 2022,” ujar Airlangga.
(Taufik Fajar)