JAKARTA – Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) menyampaikan perhitungannya tentang apa yang diperlukan untuk akhirnya menjinakkan inflasi yang sangat tinggi.
Melansir Fortune di Jakarta, Selasa (27/9/2022), hal itu karena inflasi bisa menyebabkan pertumbuhan yang lebih lambat, pengangguran dan potensi resesi.
Saat konferensi pers, Ketua Bank Sentral AS Jerome Powell mengakui apa yang telah dikatakan para ekonom selama berbulan-bulan soal merekayasa pendaratan mulus.
BACA JUGA:Kenaikan Suku Bunga The Fed Bikin Harga Minyak Dunia Bergejolak
Di mana dia akan berhasil memperlambat pertumbuhan untuk mengendalikan inflasi agar tidak terlalu menyebabkan resesi.
Namun hal tersebut tampaknya semakin tidak mungkin.
“Peluang pendaratan mulus cenderung berkurang, karena The Fed terus menaikkan biaya pinjaman untuk memperlambat laju inflasi terburuk dalam empat decade. Tidak ada yang mengetahui apakah proses ini akan mengarah pada resesi, jika demikian lalu seberapa signifikan resesi itu,” kata Powell.
Lalu, sebelum pembuat kebijakan The Fed akan mempertimbangkan untuk menghentikan kenaikan suku bunga, mereka harus melihat pertumbuhan yang lambat.
Serta peningkatan pengangguran yang sederhana dan bukti jelas bahwa inflasi bergerak kembali ke target 2% mereka.
“Kita harus mendapatkan inflasi di belakang kita. Saya berharap ada cara tanpa rasa sakit untuk melakukan itu, tapi tidak ada,” ucap Powell.
Pernyataan Powell mengikuti kenaikan tiga perempat poin substansial lainnya, ketiga berturut-turut oleh komite pembuat kebijakan The Fed.
Tindakan terbarunya membawa suku bunga jangka pendek utama yang memengaruhi banyak pinjaman konsumen dan bisnis, 3% menjadi 3,25%. Itu level tertinggi sejak awal 2008.
Penurunan harga gas telah sedikit menurunkan inflasi utama yang masih menyakitkan pada bulan Agustus dibandingkan dengan tahun sebelumnya.