"Apabila bank sentral di seluruh dunia secara kompak melakukan kenaikan suku bunga yang cukup ekstrim, maka resesi dunia pada 2023 kemungkinan tidak dapat dielakkan. Negara-negara maju cukup cepat dan ekstrim sehingga memukul pertumbuhan negara-negara berkembang, karena suku bunga acuan di beberapa negara sendiri sudah tercatat naik sangat agresif," terang Ibrahim.
Sementara dari sisi eksternal, dia menyampaikan indeks dolar sedikit mundur setelah mencapai level tertinggi pada Senin lalu.
Adapun kekalahan di sebagian besar kelas aset lainnya dan kenaikan suku bunga mendorong permintaan safe haven greenback, membantu mata uang itu sebagai pembelian safe haven pilihan tahun ini.
Di samping itu, Ibrahim memprediksi, untuk perdagangan besok, Rabu (28/9/2022) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.110 - Rp15.150.
(Zuhirna Wulan Dilla)