JAKARTA – Indeks dolar AS makin perkasa hingga menyentuh level tertinggi selama 20 tahun. Dengan kuatnya dolar, Kementerian BUMN tidak menutup kemungkinan akan menggunakan mata uang asing lain untuk mencari sumber pendanaan atau utang.
Pada perdagangan Rabu siang kemarin dolar AS menguat hingga di angka Rp15.200. Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko mengaku telah mempertimbangkan BUMN akan menggunakan mata uang asing, selain dolar.
"Ini memang jadi pemikiran buat kita untuk mencari pendanaan dari currency lain karena yen maupun euro dan GBP memang melemah," ungkap Tiko dalam konferensi pers di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, dikutip Kamis (29/9/2022).
Dia juga mengakui bahwa naiknya dolar AS dan agresifnya kebijakan The Fed menjadi pekerjaan rumah (PR) buat pemerintah, khusus Kementerian BUMN.
"Tentunya ini jadi PR kita bersama dan di asset management bank kita sedang me-review untuk melakukan juga beberapa konversi untuk mengurangi exposure terhadap USD-IDR," kata dia.
Untuk itu, pilihan menggunakan mata uang asing di luar dolar bisa saja dilakukan BUMN. Terutama dalam menerbitkan obligasi dengan denominasi non dolar seperti Yen, Euro, dan poundsterling. Menurutnya, Rupiah masih menguat terhadap ketiga mata uang tersebut.
Follow Berita Okezone di Google News