JAKARTA - Warga Jakarta menyambangi Pendopo Balai Kota Jakarta untuk mengadukan beragam persoalan mulai masalah tanah hingga pungutan liar ratusan juta. Hal ini terungkap setelah layanan pengaduan dibuka kembali oleh Penjabat Gubernur DKI, Heru Budi Hartono.
"Kami merasa dilakukan tidak profesional, memihak, bertele-tele dan ada permintaan uang, yang terus terang kami sebagai warga biasa, kami mengalami kebingungan," kata Warga Bambu Apus, Jakarta Timur, Martina Gunawan, dikutip dari Antara, Selasa (18/10/2022).
Dia mengaku, dimintai uang dengan jumlah bervariasi mulai Rp150 juta hingga 2,5% dari harga total harga tanah oleh oknum di salah satu Unit Pelaksana Teknis di Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI.
Baca Juga: Biaya Rp2,5 Juta Antar Jenazah Tragedi Kanjuruhan Bukan Pungli, Tapi Kesepakatan Bersama
Permintaan uang itu untuk mempercepat penyelesaian pembebasan lahan milik kliennya yang masuk zona hijau tepatnya di depan Universitas Respati Indonesia, Jakarta Timur.
Dia mengaku sudah melaporkan permasalahan itu baik secara langsung maupun berbasis elektronik tapi tidak ada perkembangan sejak diadukan pada 2019.
"Saya sudah mengadu lebih dari 10 kali baik ke gubernur yang lama maupun ke camat, wali kota, RT, RW, dan tidak ada sambutan untuk masalah kami," katanya.
Baca Juga: Modus Atur Lalin, 2 Pelaku Pungli terhadap Sopir Truk Ditangkap
Dia pun menyambut baik dibukanya kembali posko pengaduan di Balai Kota Jakarta itu setelah dihentikan pada 2017-2022 karena lebih dekat dan bisa membawa serta dokumen pendukung.
"Ini sangat positif. Posko yang dibuka Pemprov DKI sekarang, saya sarankan untuk masyarakat yang ada persoalan apa pun, karena DKI Jakarta milik warga, milik semua," ucapnya.
Persoalan dugaan pungutan liar juga diadukan warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Tommy.