Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dana Rights Issue Rp3,87 Triliun, Adhi Karya Percepat Proyek Strategis Nasional

Agregasi Harian Neraca , Jurnalis-Rabu, 19 Oktober 2022 |12:06 WIB
Dana <i>Rights Issue</i> Rp3,87 Triliun, Adhi Karya Percepat Proyek Strategis Nasional
Ilustrasi saham. (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menggelar aksi korporasi penambahan modal melalui skema Penawaran Umum Terbatas (PUT II) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue sekitar 7 miliar saham baru seri B.

Dikutip Harian Neraca, perseroan menargetkan perolehan dana sebesar Rp3,87 triliun, di mana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp1,976 triliun dan publik sebesar Rp1,898 triliun.

Pemegang 10 juta saham lama perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) Perseroan pada tanggal terakhir pencatatan (recording date) 26 Oktober 2022 berhak atas 19.783.232 HMETD dengan harga pelaksanaan Rp550 per saham.

Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Entus Asnawi mengatakan, kinerja perusahaan pasca rights issue diproyeksikan akan terus tumbuh.

"Right issue akan meningkatkan kapasitas pendanaan Perusahaan untuk pengembangan bisnis perusahaan sehingga kinerja Perusahaan pasca right issue diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan berkelanjutan," ujarnya dikutip Rabu (19/10/2022).

Adapun penggunaan dana rights issue tersebut, seluruhnya akan dipergunakan untuk peningkatan kapasitas usaha perseroan dalam penyelesaian Proyek Strategis Nasional antara lain Proyek Tol Solo-Yogyakarta- YIA Kulonprogo, Tol Yogyakarta-Bawen dan SPAM Karian-Serpong (Timur), dan pengembangan bisnis lainnya baik di bidang infrastruktur maupun bisnis berbasis lingkungan.

Selain itu, perseroan mengharapkan investor publik turut menyerap rights issue senilai Rp1,898 miliar. Bagi investor publik yang ingin ikut serta rigth issue ini, wajib tercantum dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada penutupan perdagangan tanggal 26 Oktober 2022.

Di mana belum lama ini, perseroan mengantongi dua paket kontrak baru senilai Rp5 triliun yang berasal dari proyek pembangunan light rail transit (LRT) di Filipina.

”Kita sedang menunggu penetapan dua kontrak untuk pembangunan LRT di Filipina. Ini merupakan bagian kita selain mengembangkan kompetensi, juga mencari pasar di pasar regional,”

kata Direktur Operasi I Adhi Karya, Suko Widigdo.

Di mana Suko menyebut bahwa perseroan telah memperoleh kontrak sebesar Rp 16,3 triliun yang terdiri dari 47% sampai 50% proyek pemerintah baik yang pembiayaannya bersumber dari APBN maupun government-to-government (G2G) hingga Agustus 2022.

Termasuk proyek BUMN atau afiliasinya.

Perseroan mengungkapkan, kontribusi proyek swasta terhadap perolehan kontrak baru sekitar 10% sampai 20%. Adhi optimistis nilai kontrak baru yang ditargetkan mencapai Rp 25-30 triliun pada tahun ini dapat tercapai.

Pasalnya, selain menunggu penetapan dua paket kontrak LRT di Filipina, perseroan saat ini juga tengah menunggu investasi Jakarta Outer Ring Road (JORR) ruas Cikunir-Ulujami atau JORR Express.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement