JAKARTA - Harga minyak mentah bervariasi pada akhir perdagangan Jumat (21/10/2022), karena kekhawatiran tentang inflasi yang mengurangi permintaan minyak bersaing dengan berita bahwa China sedang mempertimbangkan untuk melonggarkan tindakan karantina Covid-19 bagi pengunjung.
Dikutip Antara, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember kehilangan 3 sen atau 0,03%, menjadi ditutup pada USD92,38 per barel di London ICE Futures Exchange.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November yang berakhir pada Kamis (20/10/2022), terangkat 43 sen atau 0,5 persen, menjadi menetap di USD85,98 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun untuk melawan inflasi, Federal Reserve AS berusaha memperlambat ekonomi dan akan terus menaikkan target suku bunga jangka pendeknya.
Indeks dolar AS memangkas kerugian setelah komentar tersebut, membebani harga minyak. Dolar yang lebih kuat mengurangi permintaan minyak dengan membuat bahan bakar lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
 BACA JUGA:Duh! Cadangan Minyak RI Bisa Habis dalam 15 Tahun
"Harker mengatakan bahwa perang terhadap inflasi baru saja dimulai," kata Analis Price Futures Group Phill Flynn di Chicago.
Namun, mendukung harga, Beijing sedang mempertimbangkan untuk memotong periode karantina bagi pengunjung menjadi tujuh hari dari 10 hari.
Follow Berita Okezone di Google News