Share

Harga Minyak Dunia Bervariasi Dipicu China Longgarkan Aturan Covid-19

Antara, Jurnalis · Jum'at 21 Oktober 2022 07:28 WIB
https: img.okezone.com content 2022 10 21 320 2691522 harga-minyak-dunia-bervariasi-dipicu-china-longgarkan-aturan-covid-19-Hr8zhdxhTD.JPG Harga minyak dunia naik hari ini. (Foto: Reuters)

JAKARTA - Harga minyak mentah bervariasi pada akhir perdagangan Jumat (21/10/2022), karena kekhawatiran tentang inflasi yang mengurangi permintaan minyak bersaing dengan berita bahwa China sedang mempertimbangkan untuk melonggarkan tindakan karantina Covid-19 bagi pengunjung.

Dikutip Antara, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember kehilangan 3 sen atau 0,03%, menjadi ditutup pada USD92,38 per barel di London ICE Futures Exchange.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November yang berakhir pada Kamis (20/10/2022), terangkat 43 sen atau 0,5 persen, menjadi menetap di USD85,98 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Adapun untuk melawan inflasi, Federal Reserve AS berusaha memperlambat ekonomi dan akan terus menaikkan target suku bunga jangka pendeknya.

Indeks dolar AS memangkas kerugian setelah komentar tersebut, membebani harga minyak. Dolar yang lebih kuat mengurangi permintaan minyak dengan membuat bahan bakar lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.

 BACA JUGA:Duh! Cadangan Minyak RI Bisa Habis dalam 15 Tahun

"Harker mengatakan bahwa perang terhadap inflasi baru saja dimulai," kata Analis Price Futures Group Phill Flynn di Chicago.

Namun, mendukung harga, Beijing sedang mempertimbangkan untuk memotong periode karantina bagi pengunjung menjadi tujuh hari dari 10 hari.

Follow Berita Okezone di Google News

"Itu dilihat sebagai indikator permintaan positif untuk pasar," ucap Direktur Energi Berjangka Bob Yawger di Mizuho di New York.

Kemudian, China, importir minyak mentah terbesar di dunia, telah menerapkan pembatasan ketat Covid-19 tahun ini, yang sangat membebani aktivitas bisnis dan ekonomi, sehingga menurunkan permintaan bahan bakar.

Larangan Uni Eropa yang membayangi terhadap minyak mentah dan produk minyak Rusia, serta pengurangan produksi dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, juga telah mendukung harga.

OPEC+ menyepakati pengurangan produksi 2 juta barel per hari pada awal Oktober.

Sebagai informasi, Presiden AS Joe Biden mengumumkan rencana pada Rabu (19/10/2022) untuk menjual sisa pelepasannya dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) negara itu pada akhir tahun, atau 15 juta barel minyak, dan mulai mengisi kembali persediaan saat ia mencoba untuk meredam tingginya harga bensin menjelang pemilihan paruh waktu pada 8 November.

Tetapi pengumuman tersebut gagal menurunkan harga minyak, karena data resmi AS menunjukkan bahwa SPR pekan lalu turun ke level terendah sejak pertengahan 1984, sementara stok minyak komersial turun secara tak terduga.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini