Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dolar Turun karena Spekulasi Kenaikan Suku Bunga The Fed Mereda

Antara , Jurnalis-Kamis, 27 Oktober 2022 |07:40 WIB
Dolar Turun karena Spekulasi Kenaikan Suku Bunga The Fed Mereda
A
A
A

NEW YORK - Dolar AS anjlok lebih dari 1% terhadap sejumlah mata uang lainnya pada akhir perdagangan Rabu. Dolar AS melemah karena data ekonomi AS melemah memperkuat pandangan bahwa Federal Reserve akan memperlambat laju kenaikan suku bunganya.

Penurunan dolar terjadi karena imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang dijadikan acuan terus merosot dari tertinggi multi-tahun minggu lalu di 4,338% dan terakhir turun empat basis poin di 4,0317%.

Dolar jatuh 1,118% pada 109,7 terhadap enam mata uang utama lainnya pada pukul 15.15 waktu setempat (19.15 GMT), terlemah sejak 20 September.

Baca Juga: Warga Kuba Sudah Bisa Pakai Dolar AS Setelah 2 Tahun Dilarang

"Pelemahan dolar secara luas dan penurunan lebih lanjut tetapi lebih ringan dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS daripada kemarin tampaknya mencerminkan angan-angan menuju perubahan arah Fed minggu depan," kata Kepala Pasar Modal Scotia Economics, Derek Holt, dikutip dari Antara, Kamis (27/10/2022).

Adapun laju agresif kebijakan suku bunga Fed yang bertujuan untuk menjinakkan tingginya inflasi telah mendorong dolar. Di mana ekonom memperkirakan kenaikan suku bunga 75 basis poin keempat akan kembali terjadi pada Rabu (2/11/2022).

Namun ada spekulasi yang berkembang bahwa bank sentral akan memperlambat kenaikan suku bunga menjadi setengah poin pada Desember.

Baca Juga: Dolar AS Meroket Usai Pejabat The Fed Beri Sinyal Kenaikan Suku Bunga

Pandangan bahwa Fed dapat mulai berubah arah pada Desember diperkuat oleh data pada Selasa (25/10/2022) yang menunjukkan harga rumah AS merosot pada Agustus karena lonjakan suku bunga KPR melemahkan permintaan.

Data pada Rabu (26/10/2022) menunjukkan bahwa penjualan rumah keluarga tunggal baru AS turun pada September dan data untuk bulan sebelumnya direvisi lebih rendah, mendukung pandangan bahwa kenaikan suku bunga Fed sudah bekerja terhadap ekonomi terbesar di dunia itu.

Mata uang lainnya seperti Eropa naik 1,11% pada 1,0079 dolar, tertinggi sejak 13 September. Sterling juga mencapai tertinggi sejak 13 September, melonjak 1,33 persen menjadi 1,1625 dolar, memperpanjang kenaikan 1,6 persen hari sebelumnya ketika pasar mengambil bantuan dari Rishi Sunak menjadi perdana menteri Inggris.

"Optimisme bahwa Rishi Sunak dan timnya akan memulihkan stabilitas dan kredibilitas di Inggris membayangi situasi ekonomi yang sangat sulit yang dia warisi," kata Fiona Cincotta, analis pasar keuangan senior di City Index.

Di tempat lain, bank sentral Kanada (BoC) menaikkan suku bunga lebih kecil dari perkiraan 50 basis poin dan mengatakan kenaikan di masa depan akan dipengaruhi oleh penilaiannya tentang bagaimana kebijakan yang lebih ketat bekerja untuk memperlambat permintaan dan mengurangi inflasi.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement