Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Curhat Sri Mulyani Hadapi Berbagai Tekanan saat Susun APBN

Michelle Natalia , Jurnalis-Jum'at, 28 Oktober 2022 |17:58 WIB
Curhat Sri Mulyani Hadapi Berbagai Tekanan saat Susun APBN
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Okezone)
A
A
A

Namun, begitu KEM-PPKF dibawa ke kabinet dan DPR, perang Rusia-Ukraina pun pecah. Harga komoditas ekstrim naiknya, dan itu menimbulkan supply disruption yang menyebabkan seluruh proyeksi terhadap harga-harga komoditas menjadi sangat sulit.

"Karena semuanya memakai versi, kalau ekonominya terus pulih, permintaan terhadap barang jasa makin kuat sementara supply enggak bisa nututin, pasti harga naik. Kemudian muncul kemungkinan harga naik, tapi apakah akan naik terus? Belum tentu. Kalau harganya naik terlalu ekstrim, monetary policy masuk dengan menaikkan suku bunga. dan suku bunganya juga naiknya ekstrim," jelas Sri.

Jadi, mulai dari pembahasan dengan DPR di bulan Juni dan Juli, dan ternyata inflasi AS meroket dari 6% ke 8%, lanjut ke 9% dan turun sekarang ke 8,8%, The Fed harus merespon karena kredibilitas dari kebijakan moneter sangat ditentukan oleh kemampuan menstabilkan harga dan nilai tukar. Sehingga, suku bunga yang biasanya naik 25 basis poin (bps) dari mulai bulan Juli hingga sekarang, semua selalu memprediksi The Fed akan naik sampai 75 bps sekali, dua kali, bahkan tiga kali.

"Bayangkan suku bunga yang tadinya 0% menjadi 2,5%, 3,25%, nantinya akan 4%, dan sampai 4,5%. Cycle of cycle of cycle policy, itu tadi inflasi suku bunga nilai tukar terkena begitu dolar naik interest ratenya, maka dollar index makin kuat. Seluruh mata uang di dunia kemudian mengalami depresiasi," tandas Sri.

Kemudian pihaknya berdiskusi dengan DPR, menentukan APBN 2023 diketok menjadi Undang-Undang. Tapi, bukan berarti bahwa pihaknya akan diam saja mengenai asumsi-asumsi APBN yang telah ditetapkan.

"Apakah kita diam saja? Engga. Ya dia jalan terus, indikator makronya bergerak terus. Pergerakannya itu karena masalah ekonomi, atau ya karena geopolitik, atau karena climate change yang bisa menyebabkan disrupsi," pungkas Sri.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement