Meski demikian, dia mengaku tak mengetahui berapa besaran serapan Bulog terhadap beras - beras dari petani.
Apalagi setiap minggunya Mentan Syahrul menyebut, Presiden Joko Widodo juga menaruh perhatian terhadap serapan beras dari petani.
"Saya dengar kita dalam rapat, kan Presiden cek setiap minggu, kalau rapat kemarin dalam rapat sudah ada perintah presiden, untuk segera melakukan serapan, tinggal waktunya saja," tegasnya.
Sebab dikatakan Syahrul, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) stok beras masih cukup, termasuk di penggilingan, ruang tangga, hingga di pasar.
Selama ini Mentan Syahrul juga terus melakukan koordinasi dengan menteri perdagangan, Bulog, Menteri BUMN, dan badan ketahanan pangan nasional demi menjaga stok beras.
"Saya tidak akan bicara masalah harga karena itu bukan kompetensi saya, tapi kami kerjasama cukup intens dengan Menteri perdagangan, Bulog, menteri BUMN, dan badan ketahanan pangan nasional," ujarnya.
Mengenai adanya perbedaan harga beras antar wilayah di Indonesia dinilai Syahrul sebagai hal yang wajar.
Apalagi Indonesia merupakan negara kepulauan yang masing-masing wilayah tentu memiliki karakteristik dan ongkos pengiriman yang berbeda-beda.
"Negara kita negara yang kepulauan, bukan negara yang kontinental, ada cost transportasi, cost logistik, ada daerah-daerah yang jauh jangkauannya dari sentra produksi. Ini semua harus di-manage secara bersama, nggak bisa sendiri saja," tukasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)