NEW YORK - Harga minyak turun hingga USD3 per barel di akhir perdagangan Rabu. Harga minyak tertekan setelah data industri menunjukkan bahwa stok minyak mentah AS secara tak terduga naik lebih besar dari perkiraan.
Selain itu, kekhawatiran bahwa rebound kasus Covid-19 di China sebagai negara importir minyak terbesar juga mengganggu permintaan bahan bakar.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember turun USD3,08 atau 3,5% menjadi USD85,83 per barel di New York Mercantile Exchange. Sedangkan minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari jatuh USD2,71 atau 2,8% menjadi USD92,65 per barel di London ICE Futures Exchange.
Baca Juga:Â Harga CPO Naik 4%, Rusia Tarik Diri dari Kongsi Dagang Laut Hitam
Badan Informasi Energi AS (EIA) mencatat bahwa persediaan minyak mentah komersial nasional meningkat sebesar 3,9 juta barel selama pekan yang berakhir 4 November menjadi 440,8 juta barel karena produksi minyak meningkat menjadi sekitar 12,1 juta barel per hari. Padahal para Analis memperkirakan ada penurunan 0,7 juta barel dalam pasokan minyak mentah AS.
Menurut EIA, total persediaan bensin AS turun 900.000 barel dalam seminggu menjadi 205,7 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis untuk penurunan 1,1 juta barel. Sementara persediaan bahan bakar sulingan yang meliputi solar dan minyak pemanas berkurang 0,5 juta barel, penurunan yang lebih kecil dari perkiraan.
Baca Juga:Â Harga Minyak Naik Dipicu China Longgarkan Pembatasan Covid-19
"Laporan itu sekali lagi beragam tetapi condong ke arah bearish, dengan peningkatan minyak mentah dan lonjakan produksi dalam negeri," kata Mitra Again Capital LLC, John Kilduff, dikutip dari Antara, Kamis (10/11/2022).
Baca Juga: BuddyKu Fest: 'How To Get Your First 10k Follower'
Follow Berita Okezone di Google News