JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan bahwa permintaan domestik membantu dalam menopang perekonomian di tengah isu resesi global yang disebut-sebut terjadi pada 2023.
"Kita lihat dari sisi ekspor ya masih surplus, tapi memang ada tantangan ke depan apakah permintaan global tinggi. Tapi tentunya ada dukungan dari permintaan domestik, konsumsi investasi mulai berjalan," kata Dody usai peluncuran buku penguatan strategi ekonomi dan pariwisata di kawasan The Nusa Dua, Bali, Jumat (18/11/2022).
Di Kabupaten Badung, Jumat, Dody menyebut perekonomian nasional juga hingga kini masih berdaya tahan. Permintaan domestik membaik ditopang konsumsi swasta yang tetap tinggi, kinerja ekspor yang positif, dan kuatnya keyakinan konsumen.
"Hal ini tercermin pada pertumbuhan ekonomi triwulan III 2022 yang mencapai 5,72 persen (yoy), lebih tinggi dari capaian triwulan sebelumnya sebesar 5,45 persen (yoy). Perkembangan yang baik ini juga tercermin pada kinerja berbagai lapangan usaha dan ekonomi seluruh wilayah yang tetap baik," ujarnya.
Keyakinan bahwa pada tahun 2023 pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan kuat ditopang permintaan domestik yang solid juga tercermin dari kondisi di tahun ini.
Dody menyebut, kebijakan stimulus pemerintah melalui bantuan sosial untuk menjaga daya beli masyarakat dari dampak kenaikan inflasi atas konsekuensi pengalihan subsidi BBM sebagai salah satu contoh penopang perbaikan perekonomian.
Dengan perkembangan tersebut, kata dia, pertumbuhan ekonomi 2022 diprakirakan tetap bias ke atas dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 4,5%-5,3%.