JAKARTA- Perusahaan di Indonesia yang masih bertahan hingga 100 tahun kedepan menarik diulas. Ada beberapa perusahaan berhasil bertahan dan beroperasi saat ini. Untuk bisa bertahan lama, sebuah perusahaan tentu membutuhkan manajemen dan inovasi. Agar bisa bersaing dengan perusahaan lain.
Nah berikut perusahaan di Indonesia yang masih bertahan hingga 100 tahun dirangkum dari berbagai sumber:
1. Kapal Api
Sebagai salah satu perusahaan kopi tertua di Indonesia sejak tahun 1927, PT Santos Jaya Abadi (SJA) tidak gentar menghadapi persaingan di tahun mendatang. Perusahaan yang terkenal dengan brand Kapal Api ini siap melawan kompetitor baru di era industri 4.0 melalui pengembangan brand/brand. Merek kopi ini akan bisa bertahan hingga 100 tahun kedepan.
Follow Berita Okezone di Google News
2. Sosro
Sosro merupakan minuman teh asal Indonesia akan bisa bertahan hingga 100 tahu. Adapun, keluarga Sosrodjojo adalah pendiri pabrik minuman Teh Botol Sosro dan pemilik Rekso Group yang menaungi PT Sinar Sosro, PT Rekso Nasional Food (pemilik utama franchise restoran McDonald), perusahaan perkebunan teh PT Gunung Slamat, dan lain sebagainya.
3. Bango
Kecap Bango ini berawal dari industri rumahan yang dimulai pada 1928. Saat bisnisnya semakin berkembang, pabrik Kecap Bango kemudian dipindahkan ke Asem Lama di kawasan Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat. Di tempat baru inilah kecap Bango semakin dikenal dan populer di masyarakat. Seiring berjalannya waktu, usaha rumahan yang dirintis sejak tahun 1928 itu berubah dan berkembang menjadi perseroan terbatas yakni PT Anugrah Indah Pelangi dan PT Anugrah Damai Pratama.
4. Jamu Jago
Perusahaan Jamu Jago sudah lebih dari 100 tahun berdiri di Indonesia. Perusahaan yang kini berlokasi di Hl Ki Mangunsarkoro 106 Semarang, jawa Tengah ini pertama kali didirikan pada 1918.
Dilansir dari laman Jago, pendiri perusahaan ini adalah T.K Suprana. Awalnya, ia hanya mengamati cara ibunya membuat jamu lalu mencoba membuatnya dengan memanfaatkan tanaman tradisional yang berkhasiat.
5. PT Kereta Api
Salah satu perusahaan negara yang bisa bertahan hingga 100 tahun adalah Kereta Api. Sebab, sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai ketika pencangkulan pertama jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) di Desa Kemijen oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele tanggal 17 Juni 1864. Pembangunan dilaksanakan oleh perusahaan swasta Naamlooze Venootschap Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM) menggunakan lebar sepur 1435 mm.
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, beberapa hari kemudian dilakukan pengambilalihan stasiun dan kantor pusat kereta api yang dikuasai Jepang. Puncaknya adalah pengambil alihan Kantor Pusat Kereta Api Bandung tanggal 28 September 1945 (kini diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia). Hal ini sekaligus menandai berdirinya Djawatan Kereta Api Indonesia Republik Indonesia (DKARI). Ketika Belanda kembali ke Indonesia tahun 1946, Belanda membentuk kembali perkeretaapian di Indonesia bernama Staatssporwegen/Verenigde Spoorwegbedrif (SS/VS), gabungan SS dan seluruh perusahaan kereta api swasta (kecuali DSM).
Berdasarkan perjanjian damai Konfrensi Meja Bundar (KMB) Desember 1949, dilaksanakan pengambilalihan aset-aset milik pemerintah Hindia Belanda. Pengalihan dalam bentuk penggabungan antara DKARI dan SS/VS menjadi Djawatan Kereta Api (DKA) tahun 1950. Pada tanggal 25 Mei DKA berganti menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA). Pada tahun tersebut mulai diperkenalkan juga lambang Wahana Daya Pertiwi yang mencerminkan transformasi Perkeretaapian Indonesia sebagai sarana transportasi andalan guna mewujudkan kesejahteraan bangsa tanah air. Selanjutnya pemerintah mengubah struktur PNKA menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) tahun 1971. Dalam rangka meningkatkan pelayanan jasa angkutan, PJKA berubah bentuk menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) tahun 1991. Perumka berubah menjadi Perseroan Terbatas, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) pada tahun 1998.
Saat ini, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki tujuh anak perusahaan/grup usaha yakni KAI Services (2003), KAI Bandara (2006), KAI Commuter (2008), KAI Wisata (2009), KAI Logistik (2009), KAI Properti (2009), PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (2015).
(RIN)
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.