Share

Melek Teknologi, Petani Milenial Cuan! Hasil Produksi Bernilai Tinggi

Avirista Midaada, Okezone · Selasa 13 Desember 2022 11:00 WIB
https: img.okezone.com content 2022 12 13 320 2726012 melek-teknologi-petani-milenial-cuan-hasil-produksi-bernilai-tinggi-5XqInBf1yz.jpg Petani milenial cuan karena teknologi (Foto: Avirista)

KOTA BATU – Petani milenial cuan karena melek teknologi. Penggunaan teknologi dalam pertanian terbukti membuat kerja petani bisa lebih efektif dan efisien.

Selain itu, hasil pertanian pun disebut menunjukkan peningkatan yang berujung kepada peningkatan kesejahteraan petani. Inilah yang membuat sekelompok petani muda di Dusun Banaran, Desa Bumiaji, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, memodifikasi sistem bercocok tanamnya. Di sini pengembangan pertanian dengan ladang jambu kristal, jeruk lemon, hingga melon.

Di lahan pertanian yang ada di Jalan Dewi Mutmainnah 4, Dusun Baran, Desa Bumiaji, inilah teknologi IoT dikembangkan. Penggunaan IoT ini membuat perkembangan tanaman bisa dipantau dari jauh dengan smartphone, yang memudahkan kinerja para petani milineal.

Selain penggunaan teknologi IoT, di lahan pertanian ini juga dilengkapi dengan sistem solar sell atau tenaga listrik bertenaga cahaya matahari. Dimana alat ini untuk mengantisipasi adanya kendala listrik mati yang membuat aliran koneksi internet terganggu.

Ahmad Marjuki, seorang petani muda di Desa Bumiaji mengatakan, penggunaan solar sell atau tenaga panel dengan kapasitas 20 volt mampu membuat perangkat internet di area ladang pertanian.

"Jadi untuk memastikan listrik tetap nyala untuk wifi-nya, kami gunakan solar sell atau tenaga panas matahari, kapasitasnya 20 volt, jadi ini untuk internetnya. Yang penting ada koneksi internetnya," kata Ahmad Marjuki, ditemui di ladang pertaniannya, pada Selasa (13/12/2022).

Marjuki mengungkapkan, dari hasil penggunaan teknologi IoT dan solar sell ini diakui ada peningkatan dari sisi produktivitas. Hal ini tampak dari panen cabainya yang dilakukan bulan lalu. Padahal secara estimasi biaya, penggunaan teknologi IoT ini hanya memakan 25%, dari total biaya produksi.

Follow Berita Okezone di Google News

"Untuk cabai hasilnya bagus, terus pindah ke melon, nyoba tanaman ini karena memang eksotis, dan punya nilai tinggi. Biayanya lebih murah, sekitar 25% dari biaya produksi keseluruhan," ucapnya.

Menurutnya, penggunaan teknologi IoT akan memudahkan petani khususnya petani milineal, sekaligus mampu memberikan kerja yang lebih efisien dibandingkan cara manual. Penggunaan teknologi juga memudahkan kontrol ke tanamannya, tanpa harus berlama-lama mengeceknya.

"Sistem mulai dari IoT bisa ngontrol irigasinya karena dari sektor budidaya sudah banyak mengurangi waktu kita di budidaya. Bisa dialihkan ke pasca panen, nggak terlalu lama untuk ngontrolnya. Kalau hasil yang cabai sama, cuma risiko serangan untuk hama, sama penyakitnya, bisa lebih dideteksi bisa penanganannya secepatnya," bebernya.

Di sisi lain, Ketua Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Bumiaji Sejahtera Kota Batu Rakhmat Hardiyanto menjelaskan, penggunaan teknologi IoT diklaim telah berhasil meningkatkan peningkatan penjualan buah jambu kristal hingga 15 - 20%. Alhasil dengan peningkatan ini bisa memberdayakan 50 petani di sekitar Kota Batu, dengan luasan lahan jambu kristal sebanyak 11 hektar.

"Pemanfaatan teknologi meningkatkan produktivitas, bukan mensubstitusi orang. Adanya mesin teknologi sebagai operator bukan diganti, bukan, tetapi memudahkan agar yang lainnya bisa tergarap, supaya mitra petaninya tambah banyak," tutur Rakhmat Hardiyanto.

Hardi, sapaan akrabnya menambahkan, penggunaan teknologi seperti alat konveyor dengan adanya kamera tambahan berbasis internet, mampu mendeteksi tingkat ukuran dan bulatnya jambu kristal. Hal ini berimbas pada pengawasan kualitas produk yang terjaga.

"kalau nilainya di atas 85% itu masuk pada grade yang bagus, karena toko-toko yang kita suplai itu sekarang ada yang minta jambu kristal dengan tingkat kebulatannya sempurna," katanya.

Baginya, cara yang dilakukan tersebut juga termasuk mengikuti perkembangan teknologi pertanian yang ada. Dengan alat tersebut, menurutnya telah membantu dirinya untuk menyesuaikan permintaan dari pihak tempat penjualan buah yang dipasarkannya.

"Kebanyakan petani hingga saat ini mereka permasalahannya ada di pemasaran, sedangkan ketika masuk ke toko-toko ritel itu kan permintaan menyesuaikan, maka kita harus bisa beradaptasi melalui teknologi," tandasnya.

1
3
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini