JAKARTA - 2 pahlawan di uang pertama terbitan Bank Indonesia (BI) menarik untuk diketahui. Di setiap uang rupiah, selain sebagai alat pembayaran, tersemat makna dan narasi kebangsaan.
Gambar-gambar yang disajikan mulai dari sosok pahlawan, kebudayaan, hingga flora dan fauna tidak saja merupakan hasil karya seni rupa adiluhung dan estetis, tetapi juga merepresentasikan berbagai simbol dan identitas keindonesiaan. Hal itu pula yang telah menghiasi berbagai uang rupiah terbitan Bank Indonesia.
Pada terbitan pertamanya, Bank Indonesia menampilkan uang bergambar pahlawan dalam Seri Kebudayaan tahun 1952.
Bagi Indonesia sebagai negara yang kala itu masih belia dan kerap menghadapi berbagai kegentingan, kemunculan sosok pahlawan dalam uang menjadi hal yang amat penting. Sebab, di sana tersimpan spirit untuk memperkuat tenun kebangsaan dan persatuan. Lewat sosok pahlawan, ada keteladan yang menjadi daya rekat anak bangsa.
 BACA JUGA:Peringati Hari Pahlawan, Sri Mulyani: Kita Bisa Menjadi Pahlawan untuk Orang Sekitar
Lantas, siapakah sosok pahlawan yang ditampilkan dalam uang terbitan pertama Bank Indonesia? Berikut ulasannya seperti dilansir situs resmi BI, Jakarta, Kamis (15/12/2022).
Pahlawan tersebut adalah Kartini dan Diponegoro. Siapa yang tak kenal Kartini. Pahlawan yang lahir pada 21 April 1879 ini dikenal sebagai tokoh emansipasi perempuan di Indonesia.
Di masanya, Kartini muncul dengan semangat baru: semangat kebebasan, kesetaraan, modernisasi, dan anti-feodalisme. Pikiran-pikirannya yang ia tuliskan lewat surat-surat, mencoba mengimajinasikan dan mendefinisikan apa yang kemudian menjadi Indonesia.
BACA JUGA:Pahlawan di Uang Rupiah Selalu Menemani Kehidupan, di Awal hingga Akhir BulanÂ
Kumpulan surat Kartini lalu diterbitkan di Belanda dalam bentuk buku dengan judul Door Duisternis Tot Licht dan diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang. Buku inilah yang menjadi bacaan wajib aktivis pergerakan kala itu sekaligus turut membuka keasadaran nasional di kalangan pelajar pribumi. Kartini memang tidak berada di garis depan mengangkat senjata seperti Cut Nyak Dien dan Laksamana Malahayati melawan penjajah. Ia hanya pembuka jalan, pencetus cara berpikir baru.
Kartini muncul di uang kertas pecahan Rp5 pada 1952 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia setelah ditetapkan sebagai bank Sentral. Saat itu, Bank Indonesia sedang mempersiapkan kelahirannya setelah menasionalisasi De Javasche Bank sejak 1951. Lantaran undang-undang tentang Bank Indonesia baru lahir pada 1953, maka uang kertas emisi 1952 tersebut baru resmi diedarkan pada 2 Juli 1953.
Â
Follow Berita Okezone di Google News