Sri juga membahas soal ekonomi Indonesia pada 2013-2015 masuk kategori fragile five atau rapuh dan rentan bersama Brazil, Turkey, India dan South Africa.
"Karena neraca pembayaran dan APBN yang rapuh, dan inflasi yang tinggi. Sehingga saat Amerika Serikat mengumumkan akan mengetat kebijakan moneter Indonesia mengalami taper tantrum gejolak ekonomi dan confidence menurun tajam di Indonesia," jelasnya.
Namun, dia memastikan ekonomi Indonesia memiliki daya tahan yang jauh lebih kuat dan baik.
"Saat Amerika Serikat menaikkan suku bunga dan pengetatan moneter secara agresif dan cepat, ekonomi Indonesia, alhamdulillah tetap stabil dan terjaga momentum pemulihan," katanya.
Dia juga menambahkan kalau APBN dan Keuangan Negara akan terus bekerja keras dan dikelola maksimal untuk mendukung langkah penguatan ekonomi di atas.
(Zuhirna Wulan Dilla)