JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan ekspektasi inflasi secara bulanan terus menurun dan lebih rendah dari prakiraan awal. Meski, Perry mengakui masih tinggi.
"Inflasi IHK November 2022 tercatat lebih rendah dari prakiraan dan inflasi bulan sebelumnya, meski masih tinggi sebesar 5,42% (yoy) dan di atas sasaran 3,0±1%," ujar Perry dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis (22/12/2022).
Baca Juga: Waspada! Kenaikan Inflasi dan Resesi Akan Bersamaan di 2023
Adapun inflasi kelompok volatile food juga turun menjadi 5,70% (yoy) baik secara nasional maupun di sebagian besar wilayah Indonesia, didukung sinergi dan koordinasi kebijakan yang erat antara pemerintah pusat dan daerah, BI, dan para mitra strategis melalui TPIP-TPID dan GNPIP.
Baca Juga: Adu Kuat Jurus Jokowi dan Biden Atasi Inflasi
Inflasi administered prices juga tercatat turun menjadi sebesar 13,01% (yoy) sejalan dengan menurunnya tarif angkutan udara dan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi.
Sementara itu, inflasi inti kembali menurun menjadi 3,30% (yoy), dipengaruhi oleh dampak lanjutan penyesuaian harga BBM terhadap inflasi inti yang terbatas dan tekanan inflasi dari sisi permintaan yang belum kuat.
"Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat respons kebijakan guna memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi sehingga inflasi inti tetap terjaga dalam kisaran 3,0±1%," pungkas Perry.
(Feby Novalius)