JAKARTA – Kinerja neraca perdagangan pada regional DKI Jakarta sedikit mengalami perlambatan. Ekspor DKI Jakarta pada November 2022 tercatat sebesar USD4,43 miliar atau turun 3,27% dibandingkan Oktober 2022.
"Sedangkan pada sisi impor November 2022 sebesar USD7,02 miliar, mengalami peningkatan sebesar 8,50% dibandingkan Oktober 2022," ujar Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta Alfiker Siringoringo dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu (28/12/2022).
Pihaknya mencatat konsumsi rumah tangga pada triwulan III tahun 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 5,71% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,94% secara year-on-year(yoy).
"Hanya saja, kinerja belanja melambat. Belanja APBN wilayah DKI Jakarta hingga 30 November 2022 terealisasi sebesar Rp563,99 triliun atau 78,84% dari pagu, mengalami penurunan sebesar 6,68%," ucap Alfiker.
Hanya saja, ada peningkatan pada Belanja Modal, Belanja Pegawai, dan Belanja Sosial secara berturut-turut sebesar 15,22%, 6,13%, dan 5,74% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Penerimaan dalam negeri DKI Jakarta hingga 30 November 2022 berhasil mencapai Rp1.435,87 triliun atau 148,53% dari target, naik 49,97% dibandingkan periode yang sama tahun 2021," ucap Alfiker.
Peningkatan tersebut ditopang kenaikan realisasi perpajakan sebesar 48,73% karena tren harga migas dan komoditas yang fluktuatif serta permintaan yang terus membaik dari domestik dan luar negeri.
"Ini juga didorong kenaikan realisasi Bea dan Cukai sebesar 37,29% dikarenakan pertumbuhan yang cukup baik pada semua jenis penerimaan kepabeanan dan cukai, serta kenaikan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar 56,40% karena adanya penjualan BMN yang memberikan kontribusi lebih dari 50%," tandas Alfiker.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)