Eropa yang dipenuhi negara maju pun juga menunjukkan imbas dari kebrutalan kondisi ekonomi di 2022, di mana terjadi kejatuhan ekonomi yang sampai menyentuh level negatif dan gejolak pasar keuangan.
"Eropa saat ini mengalami penurunan dramatis, di 2023 ini pun diperkirakan mereka hanya tumbuh tipis, bahkan resesi," kata Sri.
Gejolak yang berkelanjutan ini pun mendorong lembaga-lembaga internasional seperti IMF merevisi kebawah proyeksi pertumbuhan global untuk 2023.
Untuk 2023, IMF menegaskan bahwa pihaknya masih cukup hati-hati, sehingga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia akan mencapai 2,7%, turun dari proyeksi sebelumnya 3,8%.
"Ini menggambarkan peta jalan ke depan, kita akan melihat tantangannya mirip dengan tahun 2022 dan pelemahannya mungkin mulai terjadi secara nyata di dunia," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)